- Sudut Pandang Alan

13 3 0
                                    

Masing-masing sudah menjalani kehidupannya, termasuk Alan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masing-masing sudah menjalani kehidupannya, termasuk Alan. Ia sudah menyelesaikan kuliah, sebelum dirinya tambah sibuk karena pekerjaan. Alan sempat meluangkan waktu untuk berlibur. Tentu saja bersama keluarga.

Seiring berjalannya waktu, Alan semakin jauh dengan Saga. Hanya karena perihal Saga terlambat untuk berkata jujur. Sempat beberapa kali, ia mengingat percakapannya dengan Ica. Cewek ini bahkan menganggap semuanya terjadi karena ketidaksengajaan.

"Lo masih mau musuhan sama Saga, Lan?" Tanya Ica, cewek ini sedaritadi menggoyang- goyangkan lengan cowok itu. Tapi tak kunjung ada respon.

"Lo marah? Semua cowok pasti pernah khilaf Lan, kenapa nggak lo maklumin aja sih?" Sambungnya.

Alan melepas kasar tangan Ica yang telah menyentuh lengannya, cowok itu menatap tajam Ica. "Nggak semua cowok seperti itu, Ca! Dan lo harus inget, gue bukan salah satu dari yang lo sebut barusan."

Alan mengenal baik seorang Saga Alnandas Fernando, tapi itu semua runtuh. Saat perlahan temannya telah membuka keburukan itu. Padahal cowok itu sahabatnya tapi tetap merasa kecewa, bagaimana diposisi Patricia? Cewek itu hatinya lemah. Mereka diciptakan tidak sekuat seorang laki-laki.

Alan tidak setuju saat ada yang bilang "seorang perempuan akan menjadi ratu saat diperlakukan baik oleh laki-laki", nyatanya seorang perempuan bisa diperlakukan baik tanpa membutuhkan sosok laki-laki.
Hadirnya sosok laki-laki hanya sebagai pelengkap di kehidupan seseorang, mereka diciptakan karena memang mempunyai tugas untuk melindungi.

Bukan begitu?

***

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang