- SMK Triguna

66 9 0
                                    

Setelah menemukan meja Pak Wiryo, Alan dan Patricia pun langsung meletakkan buku tulisnya di meja tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemukan meja Pak Wiryo, Alan dan Patricia pun langsung meletakkan buku tulisnya di meja tersebut.

Mereka pun langsung bergegas untuk kembali ke kelas, saat melewati meja piket. Alan dan Patricia pun langsung dipanggil untuk menginformasikan ke teman-temannya bahwa guru yang seharusnya mengajar di kelas X IPA-3 justru tidak bisa hadir karena sakit.

"Waktu lo ngobrol sama Ares di depan UKS, lo nggak diapa-apain kan?" tanya Alan memastikan.

"Nggak kok Lan. Cuma gue bingung mau ngomong darimana dulu." Gadis itu sedikit canggung.

"Bingung kenapa? Ngomong aja kali, gapapa." Ucap alan.

"Ares nembak gue waktu di depan UKS."

"Gila ya tuh orang, ketemu sama lo juga baru beberapa kali." Alan tak habis pikir dengan jalan pikiran Aldares.

"Terus lo jawab apa?" sambungnya.

"Gua nggak ngeiyain." jawab Patricia jujur.

"Pilihan ada di diri lo sendiri, kalo ada apa-apa bilang aja ke gue." Alan mencoba melindungi gadis itu.

"Iya, makasih ya Lan."

"Santai aja," ucap cowok itu.

"By the way, nanti saga kayanya nggak bisa anter lo pulang." dilihat dari situasi, memang sepertinya Saga tidak bisa mengantarkan gadis itu pulang.

"gapapa, gue juga bisa naik angkot kok,"

Mereka sampai di kelas, Alan yang menginformasikan jika hari ini ada guru yang tidak bisa mengajar dikelas X IPA-3 karena sakit. Sedangkan gadis itu memilih untuk kembali duduk di bangkunya.

"Udah nganterinnya?" suara berat Saga yang tiba-tiba bertanya.

"Udah."

"Perasaan cuma bentaran doang, pake ditanyain segala." ledek Yudha.

"Nah mumpung freeclass, kita ke kantin yuk gais." ajak Ica.

"Ca, astaghfirullah! Perasaan lo laper mulu." kata Alan.

"Gak heran Ca gue sama lo," ucap Yudha.

"Ica si perut karet," sindir Bunga.

"Heh, enak aja kalo ngomong!"

"Yaudah yuk, mending ke kantin. Soalnya istirahat tadi gue belom makan." Saga beranjak dari tempat duduknya.

"Jangan lupa di gandeng gais, ntar nabrak lagi." sindir Yudha.

"Gausah, makasih banyak."

"Kaya gua sakit apaan aja, gua bisa sendiri." sambungnya.

Mereka pun akhirnya berjalan menuju kantin. seperti biasa, walaupun Saga dan tiga temannya bukan siswa paling famous disana tetapi mereka selalu menjadi pusat perhatian bagi siswi-siswi sekolah.

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang