- Siswa Baru

205 24 5
                                    

Pukul 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 06.00 WIB

"KIA! bangun nak, inikan hari pertama kamu sekolah." ucap Roslina yang sedaritadi mengetuk pintu kamar anak gadisnya.

"Iya mah!" jawabnya dengan suara masih setengah sadar, mencoba bangun dan meraih handuk untuk bersiap-siap.

Setelah beberapa menit, dirinya menuruni tangga untuk menuju ke ruang makan. Tentu ia sudah siap dengan seragamnya, walaupun masih seragam dari sekolah lamanya.

"Pagi mah!"

"Pagi sayang," sapa kembali Roslina.

***

"Huftt, alhamdulilah deh gue nggak telat! Kan nggak lucu kalo murid baru tapi telat." Patricia yang merasa lega karena dirinya tidak telat.

"Gue harus ke ruangan kepala sekolah dulu nih, biar tau gue dapet kelas dimana."

Walaupun dengan langkah yang tergesa-gesa, ia berkeliling sedikit. Untuk mencari letak ruang kepala sekolah. Hampir 20 menit lebih, hanya untuk mencarinya.

Dan, ketemu.

Setelah mengetuk pintu, ia masuk dan matanya langsung diperlihatkan dengan seorang pria paruh baya.

"Assalamualaikum pak, saya Patricia Putri Alcapatras. Murid baru di SMA Negri 2 pancasila." Gadis ini memperkenalkan dirinya ke kepala sekolah.

"Waallaikumsallam. Oh! Ternyata kamu murid barunya, Baik ini adalah data baru kamu saat menjadi murid di SMA ini, dan disini sudah tertulis kamu akan ada di kelas berapa. Sampai sini sudah mengerti?" Kepala sekolah yang menjelaskan kepada Patricia, supaya gadis itu mengerti.

"Baik, saya mengerti. Saya permisi dulu pak, Assalamualaikum." Pamitnya sambil tersenyum ramah ke kepala sekolah.

Patricia baru ingat, jika hari pertama ia masuk sekolah adalah hari senin. Jadi, wajar lapangan sudah ramai dengan barisan tertibnya masing-masing. Ia malahan tidak mengikuti upacara, melainkan hanya duduk di koridor sekolah sambil menunggu upacara selesai.

***

"Alhamdulilah, akhirnya kelas X IPA-3 yang gua cari udah ketemu." ucap gadis itu, bersyukur karena kelas yang dicari ternyata langsung ketemu.

Dirinya masih sibuk bernafas lega di depan kelas, sampai seorang guru datang dan cukup membuatnya jantungan. Beliau adalah Pak Wiryo.

"Kamu ngapain masih didepan kelas? Ayo masuk, sudah jam pelajaran bapak ini."

"Bapak belum pernah liat kamu selama mengajar disini, kamu murid baru?" tanya Pak Wiryo sekali lagi yang kebingungan.

"Iya pak, saya murid baru." jawabnya dengan singkat, namun terkesan sopan untuk percakapan seorang murid dan guru.

Ia berjalan mengekori Pak Wiryo masuk ke dalam kelas X IPA-3. Tiba saat mereka sampai, ternyata banyak murid yang berbisik karena penasaran dengan Patricia. Setelah perkenalan selesai, mata coklatnya tertuju pada satu cowok. Ia ingat. Cowok itu yang menabraknya kemarin pagi, saat berkunjung ke SMA 2 Pancasila. Ck! gue sekelas sama cowok itu.

"Lah, itu bukannya cewek yang nggak sengaja gue tabrak ya?" bertanya dengan dirinya sendiri, tapi juga heran sendiri.

Saga sempat ke distrac karena panggilan namanya ada disetiap sudut kelas. Terutama Yudha. Karena cowok ini dekat sekali dengan tempat duduk Saga.

"Ga, minjem pulpen dong."

"GA! Jangan pura-pura nggak denger dah." ucapnya sambil sedikit menggoyang-goyangkan lengan Saga.
Namun karena tak kunjung ada jawaban dari Saga, ia menonjok lengan cowok itu, sampai-sampai membuat Saga tersadar dari lamunannya

"Apaansi Yud?" Sahutnya.

"Kan! Orang-orang mah udah sampe sumedang, lo mah masih di bandara."
ucap Yudha seperti sedang naik darah, akibat Saga.

"Pulpen kan? Ambil aja." tanya Saga yang ternyata cukup membuat Yudha menganga.

"Tau lo, biasanya main ambil-ambil aja. Suka gitu emang– malu-malu badak." sambung Alan sambil tertawa lepas.

"Diem lo! Alan walker nggak ada akhlak." jawab Yudha tak mau kalah.

"Baik, Patricia kamu boleh duduk di sebelah Ica Anastasya." ucap Pak Wiryo yang sudah memperbolehkan Patricia duduk.

"Ica tolong angkat tangan kamu supaya Patricia gampang mengetahui letak bangku nya."

"Saya pak." Jawab Ica sambil mengangkat tangannya. Ica pun mengajak patricia duduk.

Patricia pun sampai di bangku nya, ia pun langsung duduk di bangkunya.
"By the way, salam kenal gue Ica Anastasya biasa dipanggil Ica. Nah, kalo yang dibelakang kita berdua namanya Bunga Indriyani biasa di panggil Bunga."

"Oh iya, salam kenal! Gue Patricia Putri Alcapatras biasa dipanggil Kia, mau manggil Patricia juga boleh." Membalas uluran tangan dari Ica dan menjawabnya dengan senyum manis.

***

Hi Saga [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang