Part 67 ✔ 🌻 Sebuah Kabar 🌻

682 59 2
                                    

"Masya Allah, selamat Qilla.. Tabarakallah semoga anak mu nanti sholeh ataupun sholeha". Ucap Zeyna tersenyum dibalik cadarnya.

"Terimakasih Zeyna ".

"Tapi--". Suara itu tiba-tiba membuat suasana bahagia menjadi luruh, semua mata kini tertuju kepada dokter Hasna.

"Tapi apa dok? ". Tanya Zeyna bingung.

"Tapi Qilla harus amat sangat menjaga kehamilan nya terlebih dia juga tengah menjalani kemoterapi. Saya takut jika kemoterapi  ini akan berpengaruh terhadap kandungan nya, walau bisa dibilang ini aman untuk dilakukan, dan saran saya kurangi penggunaan obat terlalu banyak". Jelas dokter Hasna.

"Baik dok, saya pasti akan menjaga kehamilan saya ini". Ucap Qilla.

"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu. Jaga kesehatan terus ya Qill". Pesan dokter Hasna, Qilla hanya mengangguk sambil tersenyum. Saat ini dirinya sangat tidak sabar untuk segera pulang dan memberitaukan berita bahagia ini kepada Azmi.

"Terima kasih dok".

****
"Qilla apakah kau sudah memberitaukan kabar ini kepada Mas Azmi? ". Tanya Zeyna saat ditengah perjalanan menuju rumah mereka.

"Belum Zeyna, aku berfikir alangkah lebih baik jika aku memberitaunya secara langsung". Jelas Qilla. Zeyna hanya tersenyum lalu melihat kearah tangan Qilla yang tengah mengelus perut nya yang masih rata, jujur dia juga ikut bahagia atas hadirnya buah cinta mereka, tapi dia hanyalah wanita biasa yang tak bisa mengelak jika Zeyna masih memiliki sedikit perasaan terhadap Azmi dan juga menginginkan hal sama yang dialami Qilla saat ini.

"Astagfirullah ". Gumam Zeyna menghembuskan napas kasar. Apa-apaan ini perasaan nya makin lama makin tak terkendali, didalam hati ia selalu merapalkan kalimat istigfar terus menerus.

"Kenapa? ". Tanya Qilla bingung.

"Ah tidak apa-apa. Sudah sampai, cepat masuk mungkin Mas Azmi sebentar lagi sudah pulang". Ucap Zeyna.

"Zeyna terimakasih karena sudah menemani ku selama ini. Berulang kali aku akan mengatakan bahwa kau adalah perempuan yang sangat baik. untuk sesaat aku merasa iri dengan mu". Ucap Qilla memegang tangan Zeyna.

Bahkan aku lebih iri dengan mu Qill. Batin Zeyna.

"Sudah lah. Jangan seperti itu kita kan teman jangan berterima kasih seperti itu. Udah buruan kamu masuk nya ". Titah Zeyna menyuruh Qilla masuk kedalam rumah.

"Assalammualaikum ".

"Waalaikumsalam ".

Qilla pun masuk kedalam rumah sambil membawa amplop hasil test tadi.
Sambil menunggu Azmi pulang ia putuskan untuk memasak, mandi, setelah itu langsung shalat.

****
Ketukan pintu rumah terdengar memenuhi seluruh ruangan, Qilla turun dari tangga baru saja ia menyelesaikan shalat.

Dibukakan nya pintu tersebut dan nampak Azmi tengah tersenyum hangat kepada nya.

"Assalammualaikum bidadari surga babang". Sapa Azmi. Qilla tak bisa menahan senyuman nya untuk tidak keluar, sedikit kata-kata manis yang Azmi ucap kan mampu membuat Qilla tersipu malu. Padahal sudah terbilang lama mereka menjalahi pernikahan, tapi tetap saja Qilla malu jika digoda oleh Azmi.

"Waalaikumsalam ". Jawab Qilla mencium tangan suaminya. Setelah itu mempersilahkan Azmi untuk masuk.

Azmi duduk disofa menyandarkan kepala di sofa, hari ini sangat melelahkan bagi Azmi selepas mengajar ia harus mengawas santri setoran hafalan belum lagi kumpul bersama anggota Syuban lainnya.

Cinta Dalam Do'a ✔ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang