…
Lagi-lagi Taehyun ditarik paksa, ia sudah menduga akan begini walau menolak. Seakan-akan tak ada kontribusi dirinya sama sekali dalam segala keputusannya. Juga seperti tak memberi kesempatan untuk menimang keputusan terlebih dahulu. Memang gadis yang baru saja dikenalnya terkesan seenak jidat terhadapnya, tetapi entah mengapa Taehyun pun tak mampu menolak.
Bukan, bukannya ia tak berdaya. Bukan pula ia lelaki yang lemah. Hanya saja ada sesuatu hal dalam diri YoonA hingga atensinya terfiksasi padanya. Namun, ia tak tahu apa itu. Mengudarakan leksikal berkonotasi negasi saja ia terasa dibungkam. Apa mungkin YoonA yang tak lantas sudah menyelamatkan hidupnya? Apa YoonA yang membuatnya berpikir kembali akan polah imbesil yang hendak ia implementasikan?
Dengan berbagai pertanyaan yang sedari tadi berjubel dalam mindanya, ia tak sadar jika subway yang mereka naiki sudah tiba di stasiun. Tungkainya pun berayun secara impulsif menyejajarkan dengan langkah gadis yang mana ulasan senyumnya sudah merekah. Manik mata cokelatnya semakin berbinar tatkala keduanya sudah menapaki jalanan Hongdae. Seakan-akan YoonA baru mengetahui akan keindahan Jalan Hongdae di malam hari.
Memang tak menyangkal jika lampu-lampu yang memancar dari gedung dan di sepanjang Jalan Hongdae sangat indah dengan berbagai corak warna. Sangat cantik. Terlebih lagi, selain toko-toko dan food stan yang berjajar, tak jarang ditemukan para seniman tengah unjuk bakat di sepanjang jalan. Mulai dari musisi jalanan hingga penari koreografi. Bahkan ada pula kawasan seni di mana pilar dan tembok-temboknya ditutupi coretan artistik. Bukan sekadar coretan, tetapi mengandung makna dalam yang disampaikan para seniman. Pantas saja Jalan Hongdae dijadikan sebagai opsi destinasi di Korea Selatan. Selain itu, salah satu kawasan di Seoul ini pun terkenal dengan tempat di mana muda-mudi mengekspresikan kesenangannya, terlebih lagi memang kawasannya dekat dengan Universitas Hongik.
Tungkai Taehyun hanya berayun mengikuti langkah antusias YoonA. Hingga akhirnya berhenti tepat di depan stan bungeoppang, kue berbentuk ikan dengan isian selai kacang merah atau krim. Taehyun tak memesan, atensinya lebih tertarik pada kerumunan orang yang mengelilingi salah satu penyanyi jalanan. Ia sangat menikmati lagu yang dilantunkan dengan suara merdunya, hingga ia tersadarkan oleh YoonA yang baru saja menjejalkan bungeoppang ke dalam mulutnya.
"Aku traktir karena aku yang mengajakmu."
Taehyun tak menyahut, atensinya kembali pada penyanyi tadi. Pandangan YoonA pun mengikuti ke mana pandangan Taehyun menyorot. Tanpa basa-basi, lantas YoonA menarik Taehyun untuk mendekat ke arah kerumunan sana dan menyelip agar mendapatkan posisi paling depan.
"Hei, jangan begini, orang-orang akan merasa tidak nyaman!" bisik Taehyun menegurnya. Namun, YoonA tak mengindahkan.
Berhasil mendapatkan baris paling depan, baik YoonA maupun Taehyun tak bersuara. Mereka lebih menikmati suara merdu dari sang penyanyi. Bahkan Taehyun saja sudah lupa akan kekesalannya pada segala tindak-tanduk YoonA.
KAMU SEDANG MEMBACA
anesthesie • Kang Taehyun
Fanfiction[COMPLETED] Di dunia adikara ini Taehyun hanya berpijak sendiri. Tak ada yang berpihak padanya. Sekalipun ada, mereka hanya berusaha mendorongnya jatuh ke dasar jurang. Alih-alih membiarkannya terbang tinggi, tetapi masih terperangkap dalam sangkar...