…
Siapa sangka jika Taehyun kembali bertindak tak sesuai keinginannya. Entah stimulus apa yang diberikan YoonA padanya. Ia sadar jika setiap leksikal yang lolos melalui ceruk bibir gadis itu nyalar membangkitkan saraf motoriknya secara impulsif melangkah tak sesuai perintah. Namun, kali ini berbeda, kalimat permintaan bertendensi imperatif yang tercanang pada radas pipihnya, baru saja ia terima dari sang pengirim. Siapa lagi jika bukan Min YoonA yang entah mengapa satu-satunya orang yang bisa menaklukkan Taehyun.
Kendatipun dongkol, ia dengan konyolnya terus mengayunkan tungkai menuju lokasi yang disampaikan oleh gadis yang membuatnya mau repot-repot meluangkan jam istirahat yang selalu ia gunakan untuk pergi ke ruang belajar khusus. Pasalnya, mengapa tak ada tempat lain yang layak selain dekat tempat pemilahan sampah? Jangan bilang jika YoonA dihukum dan meminta bantuan padanya untuk menyelesaikan hukumannya memilah sampah. Taehyun menggelengkan kepalanya. Namun, rasanya tidak mungkin. Memang YoonA itu urakan dan serampangan, tetapi ia bukan termasuk siswi yang nakal.
"Kena—" belum sempat Taehyun meloloskan kuriositasnya, lengannya sudah digamit. Kemudian, YoonA dengan seenak jidat menariknya tak santai. Taehyun menampakkan gurat-gurat bingung, tak lupa dengan kernyitan jelas di dahinya. Benar-benar, gadis ini selalu seenak jidat tanpa menanyakan pendapat alih-alih sebagai kontribusi dengannya. Taehyun hanya pasrah saja, ia tak mau berdebat karena hal sepele.
"Kita mau kemana?" Entah mengapa kalimat itu nyalar mengudara dari ceruk bibirnya setiap hari tanpa absen sekalipun jika tengah bersama YoonA.
"Jangan banyak bicara, ikuti saja a—"
Begitu YoonA menoleh sekonyong-konyong langkahnya stagnan, begitu pun Taehyun. Netra cokelatnya membeliak tatkala menemukan bekas luka kering di sudut bibir Taehyun.
"Kau kenapa?"
Taehyun mengernyit, kemudian dengan cepat menyadari apa maksud YoonA yang mana telunjuknya tengah mengarah ke mana. Ia pun menyentuhnya, lalu membuang muka ke arah lain.
"Kemarin sepulang mengantarmu, aku tersandung, lalu jatuh," jawabnya cepat.
Decakan serta dengkusan mengejawantah respons dari YoonA. "Kau ini, padahal aku kemarin bilang hati-hati."
"Ah, sudahlah, ayo!"
Taehyun bertindak abai ketika sepanjang jalan YoonA tetap mengomelinya sampai-sampai kupingnya terasa panas. Omelan lebih baik untuk sekarang daripada diserang dengan berjubel pertanyaan. Ia terlalu kewalahan untuk memberi jawaban yang sebenarnya.
Tungkai mereka mengayun menuju gudang belakang sekolah. Oh, apa lagi yang akan dilakukan gadis ini? Min YoonA selalu penuh dengan kejutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
anesthesie • Kang Taehyun
Fanfiction[COMPLETED] Di dunia adikara ini Taehyun hanya berpijak sendiri. Tak ada yang berpihak padanya. Sekalipun ada, mereka hanya berusaha mendorongnya jatuh ke dasar jurang. Alih-alih membiarkannya terbang tinggi, tetapi masih terperangkap dalam sangkar...