…
Diterima tidaknya suatu hal bukankah sesuatu yang biasa? Ditolak sekali pun itu wajar. Sedangkan, diterima hanyalah bonus semata. Keduanya patut disyukuri. Sebab, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita, 'kan?
Seperti halnya Taehyun sekarang, ia tak begitu berekspektasi tinggi. Poin terpenting ia sudah berusaha semaksimal mungkin. Justru YoonA-lah yang paling antusias, bahkan sampai merengek pada Yoongi agar segera bertanya pada pihak agensi apakah Taehyun lolos atau tidak.
Ya, setelah Taehyun menerima telepon dari agensi beberapa hari yang lalu bahwa mereka ingin ia datang untuk ikut audisi atas rekomendasi Yoongi—sebagai salah satu produser di sana—membulatkan tekadnya akan keputusan yang ia pilih sebagai seorang musisi. Waktu itu, sontak YoonA kegirangan, sedangkan yang lain seolah-olah tak percaya dengan keputusan seorang Kang Taehyun, siswa cerdas yang memang lebih pantas masuk perguruan tinggi jajaran Ivy League sesuai rumornya dan berkecimpung di keilmuan sains alih-alih seni. Memang sebenarnya, tak menyangkal pula jika Taehyun berbakat di bidang seni mengingat mereka pernah menonton rekaman videonya tengah bernyanyi di jalanan Hongdae kala itu.
Kemudian, keesokan harinyalah ia memutuskan pergi audisi di tengah-tengah jam sekolah dengan mengantongi surat izin keluar. Tak mungkin ia membolos, itu adalah hal fatal. Ia tak mau orang di sekitarnya—salah satu sang ibu—menderita hanya karena ia membolos dan ia menjadi anak durhaka yang berakhir menambah goresan luka lagi.
"Bagaimana katanya, Kak?" tanya YoonA sembari melonjak antusias kala Yoongi keluar dari studio pribadinya. Sedang pria bermata sipit itu hanya memejam sebab terlalu jengkel dengan keantusiasannya yang sudah melewati batas. Meski begitu, ia hanyalah adik satu-satunya yang mana jika tak merasakan kehadirannya yang heboh, seakan-akan sebagian fraksi dari hidupnya hilang. Perlu diketahui kalau watak sang adik berbanding terbalik dengan dirinya yang lebih terkesan dingin dan cuek. Sedangkan sang adik memiliki pembawaan hangat dan ceria. Mereka saling melengkapi, 'kan?
"Bisa tidak sehari saja kau sabar? Taehyun yang merupakan orang bersangkutannya saja terlihat santai," omel Yoongi.
Taehyun dan YoonA kini berada di apartemen Yoongi. Tentu saja gadis Min itu yang menarik Taehyun ke sana mendadak saat pemuda itu baru saja duduk di kursi baca setelah mendapatkan buku yang menurutnya menarik di perpustakaan. Sekonyong-konyong gadis itu datang lalu duduk di sampingnya dan berakhirlah mereka di sini, apartemen Yoongi. Agaknya YoonA memasang aplikasi pelacak di ponselnya diam-diam atau memang ia mampu mendeteksi jaraknya dengan radar. Entahlah, ia tak begitu memusingkannya.
"Aku, kan, hanya penasaran. Bukankah teman yang baik itu bertindak seperti ini?" ujarnya sembari mencebik. "Bukankah begitu, Kangtae? Aku sangat peduli padamu, 'kan?" Taehyun hanya diam tak memberi respons meski YoonA sempat menoleh padanya sesaat.
Yoongi mendengkus kasar. "Justru kau itu teman yang merepotkan. Aku tahu kau memaksanya kemari, 'kan? Pasti kau mengikuti Taehyun ke perpustakaan lalu memaksanya ikut kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
anesthesie • Kang Taehyun
Fanfiction[COMPLETED] Di dunia adikara ini Taehyun hanya berpijak sendiri. Tak ada yang berpihak padanya. Sekalipun ada, mereka hanya berusaha mendorongnya jatuh ke dasar jurang. Alih-alih membiarkannya terbang tinggi, tetapi masih terperangkap dalam sangkar...