…
Mau tak mau Taehyun menuruti perkataan YoonA. Dibandingkan sebuah permintaan, lebih tepatnya disebut paksaan. Seperti apa yang diinginkannya, kini ia sudah berada di apartemen Yoongi. Masih berbalut seragam sekolah dan tas punggung yang berisi satu setel pakaian kasual dan beberapa buku, ia merasa tak enak menumpang di apartemen Yoongi. Memang jika begini, memudahkannya untuk rekaman dan latihan vokal untuk debut sebagai penyanyi solo nanti, mengingat Yoongi memiliki studio pribadi di apartemennya. Namun tetap saja, ini dirasa salah. Yah, katakanlah memang angkat kaki dari rumah saja merupakan tindakan yang salah dan arogan. Taehyun belum memiliki penghasilan selain dari ayahnya.
Kini Taehyun masih berdiam diri seraya mengamati setiap sudut apartemen Yoongi. Dia sudah beberapa kali datang ke sana, tetapi tetap merasa asing.
"Kemari duduk, sedang apa kau di sana?" kata YoonA sambil menepuk sofa di sampingnya. Seperti biasa, YoonA pasti menyuruhnya ini-itu. Anehnya, Taehyun tak merasa keberatan ataupun sampai dongkol. Tidak atau mungkin belum pernah. Ia menurut dan bersikap sopan seperti tamu. "Santai, anggap saja rumah sendiri. Ini kan bukan pertama kalinya kau ke sini. Jadi, kita serunya ngapain dulu, ya?"
Taehyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan arah garukan ke atas, seperti biasa. "Kau belajar saja. Aku akan membantu Kak Yoongi, katanya mau menyiapkan kamar untukku."
"Belajar lagi? Bosan. Aku malas. Aku butuh hiburan. Kautahu 'kan aku baru saja keluar dari rumah sakit? Setidaknya jangan suruh aku belajar. Aku sudah lama tak bersenang-senang denganmu. Akhir-akhir ini saja kau sibuk, apalagi nanti saat kau benar-benar jadi seorang penyanyi," YoonA merengut.
Benar apa katanya, ia sudah tak punya waktu karena mempersiapkan debut nanti. Meskipun sebagai penyanyi solo, jadwalnya padat jika ia masih menyandang status pelajar. Ia harus benar-benar bisa membagi waktu. Tak mungkin kalau ia keluar sekolah demi mempersiapkan debut, dia sudah tingkat akhir. Sangat disayangkan kalau itu terjadi. Lebih baik tak ada waktu daripada mengulang.
Taehyun yang tadinya sempat beranjak dari duduknya, ia urungkan. Lengannya malah mengacak surai pada puncak kepala YoonA. Alih-alih mukanya semakin masam dan cebikan bibirnya semakin kentara, gadis itu malah mengulum senyum setelah mengantongi senyuman langka Taehyun. "Baiklah, kau mau melakukan apa?"
"Kita—"
"Belikan dulu makanan dan beberapa kebutuhan ke minimarket di bawah sana," Yoongi menyela bersamaan dengan presensinya yang tiba-tiba. Tentu saja air muka cerah YoonA kembali suram.
"Kenapa harus aku?" sungut YoonA tak terima.
"Sebagai bentuk bakti kepada seorang kakak yang selalu menuruti apa kata adiknya. Jadi, sekarang bagian adiknya yang berbakti."
"Wah, kau perhitungan, ya? Kau memang benar-benar Min Yoongi."
"Jangan lupa kau juga seorang Min YoonA yang tak ada bedanya denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
anesthesie • Kang Taehyun
Fanfiction[COMPLETED] Di dunia adikara ini Taehyun hanya berpijak sendiri. Tak ada yang berpihak padanya. Sekalipun ada, mereka hanya berusaha mendorongnya jatuh ke dasar jurang. Alih-alih membiarkannya terbang tinggi, tetapi masih terperangkap dalam sangkar...