"Ya, ayolah Vio... Ya, ya, ya," rengek Levita dengan tangan yang bergelantung di lengan Violet.
Kali ini, Levita tengah membujuk Violet agar pergi bersamanya ke party ulang tahun Naufal nanti malam. Tapi, Violet ya tetap Violet, gadis yang selalu tukuh akan pendiriannya.
"Lev, gue gak kenal dia siapa, ngapain juga gue datang, di undang juga enggak," jawab Violet.
Ya memang benar juga apa kata Violet. Gadis itu tidak kenal sama sekali siapa Naufal itu.
"Kan udah gue bilang, Naufal itu adeknya Kak Arsen." Padahal Levita sudah menjelaskannya beberapa kali.
"Ya tetep aja gue kagak tahu ih. Kan ada Kak Arsen, kenapa gak sama Kak Arsen aja sih? Dia adik ipar Lo," ucap Violet.
Levita menghela nafas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. Menatap violet dengan penuh harap.
"Ayo lah Vio sayang ku, nanti gue teraktir deh, ya," bujuk Levita.
Kenapa ia sangat ingin membawa Violet ke party Naufal? Jawabannya adalah, karena Levita tidak ingin di party Naufal sendiri. Karena ia sudah tahu, kalau Arsen akan sibuk dengan kerabatnya yang di undang ke party itu.
"Enggak." Tetap saja Violet kekeh sama pendiriannya itu.
"Gue beliin album BTS deh, semua versi sekaligus, atau mau tiket konser?" tanya Levita.
Satu-satunya cara agar bisa membujuk Violet ya dengan embel-embel seperti itu. Jika masih tidak, berarti Violet sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Pasalnya, gadis itu sangat kegilaan dengan idol Korea tersebut.
"Oke, setuju! Album BE full versi," tegas Violet berseri.
Akhirnya ia tidak usah nabung untuk membeli itu, sahabatnya yang baik hati dan tidak sombong ini dengan suka rela menawarinya gratisan. Padahal, hanya menemani ke tempat party doang.
"Setuju. Ya, walau gue harus beliin Lo album yang harganya jutaan itu," keluh Levita menghela nafas.
Violet malah terkekeh sambil meledek Levita. "Ya suruh siapa kekeh mau sama gue, kan masih ada Salsa sama Raya," ucap Violet.
"Ya Lo sendiri juga tahu kan, tu anak dua mana suka di ajak party kaya gitu, apalagi yang dateng bukan temen Naufal yang anak muda doang, temen-temen Kak Arsen yang Om-Om juga Dateng," jelas Levita.
"Oalah, pantes lu ajak gue. Gue, kan, demen Om-Om," kata Violet menaikkan alisnya.
Levita mendengus kesal. Pembohongan itu, di godain Kakak tingkat aja dia jijik, apalagi digodain Om-Om.
"Eh Lev, tapi gue belum nyiapin kado, gue juga gak tahu mau pake baju apa," keluh Violet.
Dengan sigap, Levita mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tasnya, lalu memberikan pada Violet.
"Udah gue siapin," riang Levita.
Violet membulatkan matanya tak percaya. Ternyata sahabatnya itu sudah menyiapkan segalanya. "Emang niat ya Lo, Lev."
"Masalah baju, Lo pake baju mana aja lah, gak bakal ada yang merhatiin juga. Mau pake piyama juga gak papa," tutur Levita.
Satu toyoran mendarat tepat di kepala Levita. "Pala Lo aja noh, pakein kopeah. Dah ah, gue mau ketemuan sama Jingga dulu sambil minta izin," kata Violet.
Levita mengangguk. "Pake izin segala, Lo kata mau ikut turnamen apa. Ya udah, yang penting jam tujuh malem udah sampe di rumah Naufal, ya!" ujar Levita.
"Yeu si dongo, ya jemput atuh. Masa iya gue kesana sendiri tanpa undangan, gak ah. Jemput pokonya!" titah Violet.
"Hadeh, banyak mau Lo. Ya udah iya, nanti gue sama Kak Arsen jemput Lo. Rumah Lo gak pindah, 'kan?" tanya Levita membuat Violet kesal dan tidak menjawab itu.
Ya bagaimana tidak kesal, pasalnya Levita baru kemarin mampir ke rumahnya, dan sekarang nanya kalau rumahnya gak pindah. Emang Violet kura-kura apa pindah rumah setiap saat.
Levita menggelengkan kepala karena hanya dengan Violet ia seperti ini, terbuka dan blak-balakn. Ya, di bandingkan Salsa dan Raya, ia lebih terbuka pada Violet, yang memang satu frekuensi dan mengerti dia.
Karena sekarang sudah waktunya pulang, dan Arsen tidak bisa menjemputnya karena sibuk mengurus keperluan party adiknya, jadilah Levita terpaksa pulang sendiri naik taxi online.
Saat ia berjalan ke depan kampus dan ingin memesan taxi online, seseorang menegurnya, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.
"Levita, ya?" tanya pria dengan umur sekitar 27 tahun.
Levita mengerutkan keningnya bingung, menebak siapa pria di hadapannya ini, kenapa pria itu kenal dengan dirinya.
"Hah, kenal aku?" tanyanya menunjuk diri sendiri.
Pria itu mengangguk. "Kamu lupa sama aku?" Pria itu memastikan.
Kali ini Levita serasa tidak asing dengan wajahnya. Ia mengasah ingatannya kembali, sampai akhirnya ia ingat.
"Ah, Kak Sena?" tanya Levita lega karena ingat siapa pria ini.
"Ah, ingat juga, kirain lupa," kekeh Sena.
"Hehe maaf, Kak. Abisnya aku ketemu Kakak cuma sekali waktu makan malam itu aja, lupa lagi, hehe."
Sena, adalah salah satu sahabat Arsen yang sering di ceritakan Arsen pada Levita.
"Mau pulang? Gak di jemput Arsen?" tanya Sena.
"Iya mau pulang. Kebetulan hari ini Kak Arsen gak bisa jemput karena harus nyiapin party Naufal nanti malam," jawab Levita.
"Ah iya bener."
"Kakak abis jemput pacarnya, kah?" tanyanya sambil celingukan melihat sekelilingnya.
Sena terkekeh. "Enggak, aku ke sini ada urusan sama salah satu dosen," jawab Sena di angguk mengerti oleh Levita. "Mau pulang? Aku Anter, yuk!" ajak Sena.
Levi sih mau ya karena Sena adalah sahabat Arsen. Lagi pula, Arsen sering sekali memuji Sena akan kebaikan dan perilaku baiknya.
Di dalam mobil keduanya terus berbagi cerita. Dari mulai Sena yang menceritakan persahabatannya dengan Arsen, dan Levi yang bercerita kehidupannya setelah menikah dengan Arsen.
"Makasih ya, Kak. Maaf ngerepotin," ujar Levita ketika mobil Sena sudah sampai di depan rumah Arsen.
"Gak masalah Lev. Ya udah, aku duluan ya, sampai ketemu di party Naufal," kata Sena pamit saat Levita turun dari mobil.
Tak di sangka, ternyata Arsen sudah berada di depan pintu utama sambil menatap Levita.
"Eh, udah pulang? Emang udah beres persiapannya?"
"Pulang sama siapa? Taxi online? Kok lama keluarnya? Gak mungkin cipika cipiki dulu dong," ketus Arsen.
Levita merenyit. "Ah, itu aku di Anter sama Kak Sena," jawab Levita.
"Sena siapa?"
"Ya Sena sahabat Kakak. Aku juga berani pulang sama Kak Sena ya karena sahabat Kakak kali, jadi Kakak gak usah marah. Aku mau siap-siap," cerocos Levita sambil masuk. "Oh ya, sebelum ke rumah Ayah sama Bunda, kita jemput Violet dulu, ya. Dia mau ikut," lanjutnya kemudian benar-benar pergi ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)
Ficção AdolescenteMenikah dengan seseorang yang berbeda usia bukanlah hal yang mudah. Apalagi, bagi seorang gadis berusia 19 tahun yang masih sering melibatkan orang tua dalam segala halnya. Levita Kayshila, gadis tomboy manja, anak satu satunya keluarga kaya raya, o...