Terpaut usia [23]

4.6K 341 0
                                    


Arsen sudah rela meninggalkan rapat dan pulang ke Jakarta untuk menemui dan meminta maaf pada Levita, tapi Levita tidak terlihat sama sekali, Arsen sudah mencari ke rumahnya, ke rumah orang tuanya, sampai ke rumah orang tua Levita, tapi ia tidak menemukan gadis itu.

Akhirnya Arsen pergi ke rumah Adul, untuk sekedar menenangkan pikirannya. Di sana ada Sena juga, yang kebetulan sedang mampir.

"Heh, bukannya Lo lagi di Cirebon?" tanya Sena.

Arsen mengehela nafas sebelum menjelaskan semuanya. Akhirnya Arsen menjelaskan, dan mengacak rambutnya frustasi dengan kebodohan yang ia lakukan.

Sena sempat marah dengan Arsen yang bisa-bisanya terpancing oleh Naura. Jelas-jelas wanita licik itu ingin merubah hubungan Arsen dan Levita. Masih saja Arsen ladeni.

Tapi, untung saja ada Adul di sana dan akhirnya Sena mengerti. "Tu iblis maunya apa sih," kesal Sena.

Setelah mengajaknya bekerjasama untuk menghancurkan hubungan Arsen dan Levi, dan Sena menolak. Ternyata memang benar, wanita itu tidak ada kata menyerah.

"Terus Levi belum ketemu sampe sekarang?" tanya Adul.

Arsen menggeleng. Kalau ketemu, tidak mungkin ia menghampirinya di sini.

"Lo coba tanya temen-temen dia," titah Adul.

Arsen menghela cukup lama. "Gue gak sebodoh yang lu kira, Adul. Udah gue tanyain dari tadi, dan mereka gak tahu Levi dimana," ucap Arsen.

"Lo udah liat apartemen Naufal belum?" tanya Sena.

Arsen tersadar, bahwa adiknya itu punya apartemen yang ia hadiahi di ulang tahunnya tahun lalu.

"Belum," jawab Arsen.

"Siapa tahhu, Naufal bawa Levi ke sana. Mending Lo cek deh, terus Lo jelasin semuanya, dan Lo minta maaf," titah Sena.

Ya begitulah Sena, tidak ingin melihat sahabatnya uring-uringan. Cukup melihat Arsen menjadi orang gila beberapa tahun lalu saja, sekarang ia ingin melihat Arsen bahagia.

Arsen langsung pamit untuk melihat ke apartemen Naufal. Karena sekarang jamnya pulang kantor, jalanan sangat macet dan ramai. Untung saja, Arsen tahu jalan pintas menuju apartemen Naufal.

Jalanan yang jarang orang lalui, sepi, hanya jalan gang sempit masuk satu mobil, dan hanya ada satu pangkalan ojek yang banyak pria nakal disana.

Kaki Arsen dengan refleks menginjak rem, saat melihat seorang gadis tengah di godai oleh para pria hidung belang di sana. Ketika ingin turun, gadis itu terjatuh, dengan tangan menutup kedua telinganya.

Langsung saja Arsen keluar ingin berlari, gadis itu berteriak ketakutan, sambil memanggil namanya.

"KAK ARSEN, LEVI TAKUT!"

Benar, itu adalah Levita. Gadis yang di rundung itu adalah Levita. Tahu bahwa itu Levita, tentu saja emosi Arsen berkali+kali lipat. Tangannya terkepal keras, langkahnya melebar dan langsung melayangkan tinjunya satu persatu para orang itu.

"Cowok sialan Lo semua! Bisanya godain cewek, gak ada kerjaan apa Lo semua!" teriak Arsen sambil memeluk Levi yang ketakutan.

Untung saja Arsen datang di waktu yang tepat. Kalau tidak, Levita akan lebih parah.

Pria itu tidak menyerah, mereka malah menghajar balik Arsen, tapi Arsen langsung menyerang lagi sampai semua orang tergeletak tak berdaya.

"Ayo kita pulang!" ajak Arsen menggendong Levita di punggungnya.

Wajah Arsen terkena pukulan, hingga berdarah di sudut bibirnya. Di dalam mobil, Levita melihat Arsen meringis memegangi pipinya yang memerah.

"Sakit?" tanya Levita.

Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang