Violet berjalan ke arah mobil Arsen yang cukup jauh dari halaman belakang. Ya mungkin karena ruma orang kaya, jadi dari halaman belakang ke garasi pun cukup jauh. Baru saja mengambil dan menutup mobil Arsen kembali, Violet di kejutkan dengan sosok pria di hadapannya.
Untung saja Violet tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Jika iya, pasti gadis tinggi itu sudah pingsan.
"Ga, kok bisa di sini?" tanya Violet.
Yap, itu adalah Jingga, kekasih Violet. Violet sendiri bingung, bagaimana bisa kekasihnya ada di hadapannya sekarang.
"Ayo pulang, Mami kamu nyariin, ini udah malem," ujar pria itu.
Violet melirik jam tangannya. Padahal, waktu baru saja menunjukkan pukul 9 malam dan katanya sudah malam?
"Jingga, kan, tadi aku udah izin ke kamu, lagian aku juga udah izin ke Mami," balas Violet.
Ini yang Violet tidak suka dari kekasihnya, terlalu posesif.
"Iya Vio, tapi tadi Kami kamu telefon aku supaya jemput kamu. Ayo buruan!" ajak Jingga menarik tangan Violet.
Dengan paksa Violet melepaskan genggaman tangan Jingga dari pergelangannya.
"Bisa sabar? Aku mau ngasih ini dulu sebentar sambil pamitan sama Levita," ujar Violet meninggalkan Jingga.
Terlihat Jingga yang sedikit mendengus kesal. Melihat apa yang di gunakan Violet sekarang yang sangat berbeda ketika sedang bersamanya.
Violet celingukan mencari keberadaan Levita, tapi ia malah melihat Naufal yang sedang duduk di kursi sambil melihat teman-temannya yang berdansa.
"Naufal," tutur Violet lembut.
Tentu saja pria itu memalingkan wajahnya, melihat Violet berdiri dengan anggung, dengan sebuah kotak kecil berwarna biru di genggamannya.
"Selamat ulang tahun. Walau gue gak kenal Lo, tapi karena Lo adik iparnya Levita, jadi gue kasih ini. Sebenernya, ini kado dari Levita sih, heheh." Cengiran Violet mampu menyihir Naufal.
"Gak di terima, nih?" tanya Violet yang pegal dengan tangannya yang terus terulur.
Kekehan kecil keluar dari mulut Naufal, kemudian menerima kado itu dan menerima perkataan jujur dari Violet yang mana kado itu bukan resmi darinya.
"Sekali lagi selamat ulang tahun," kata Violet tersenyum lebar. "Liat Levita, gak?" tanyanya.
Terus saja Naufal mencari keberadaan kakak ipar yang sudah lama tidak ia lihat keberadaannya.
"Enggak, mungkin di dalem lagi ngobrol sama Bang Arsen. Mau gue panggilin?" tanya Naufal yang ingin pergi.
Kemudian di tahan oleh Violet dengan mencekal tangan Naufal. "Gak usah, bilangin aja gue pulang duluan ya," titip Violet.
"Eh, bukannya tadi kesini sama Kak Arsen sama Levita, ya? Terus pulangnya?" tanya Naufal.
"Hhmmm... Gue di jemput, duluan ya, sekali lagi, happy birth day Naufal, sampai ketemu nanti."
Naufal melambaikan tangannya sambil menatap punggung Violet yang sudah menjauh.
Dari arah depan sudah sangat ramai dengan teman-teman Arsen yang selalu buat rusuh. Maklum lah, Om-Om kalau lagi barengan suka heboh.
"Liat Violet?" tanya Levita yang akhirnya muncul di hadapan Naufal.
"Dia udah pulang duluan," jawab Naufal.
Levita terkejut. Dengan siapa sahabatnya itu pulang? "Katanya dia di jemput, gak tahu sama siapa." Seolah tahu pertanyaan yang ada di otak Levita.
Levita langsung yakin kalau Jingga yang menjemput Violet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)
Подростковая литератураMenikah dengan seseorang yang berbeda usia bukanlah hal yang mudah. Apalagi, bagi seorang gadis berusia 19 tahun yang masih sering melibatkan orang tua dalam segala halnya. Levita Kayshila, gadis tomboy manja, anak satu satunya keluarga kaya raya, o...