Sena POV
Tangannya melambai menunggu kepergianku. Aku baru saja sampai mengantarkan Levita, istri dari sahabatku. Jika boleh jujur, aku sudah kenal Levita terlebih dahulu dari pada Arsen.
Sekitar beberapa bulan yang lalu, aku ada pertemuan dengan salah satu temanku yang menjadi dosen di universitas Levita. Dan pada saat itu, aku melihat dia saat sedang membela seorang gadis dan memarahi seorang pria yang menundukkan kepala.
Aku sangat ingat, perilaku dia saat itu sungguh seperti preman dan anak nakal. Di tambah, dengan pakaian seadanya yang bukan style anak remaja jaman sekarang yang lebih sering menggunakan rok.
Dari situ, aku mengagumi gadis tomboy itu, aku saat itu tidak tahu bahwa dia di jodohkan dengan Arsen. Saat Arsen memperkenalkan Levita pada kita semua, baru lah tahu kalau gadis yang menarik perhatianku adalah istri sahabatku.
Bukankah seperti sinetron? Tapi, aku tidak akan menjadi tokoh antagonis yang akan merebut Levita dari Arsen, aku hanya sesekali mencari kesempatan untuk dekat Levita saja tidak lebih.
Lagi pula, kita pernah berjanji, bahwa tidak akan menyukai wanita yang sama. Tapi, saat ini Arsen belum menyukai Levita. Dan di tambah, Naura, mantan Arsen yang dulu sangat Arsen cintai kembali.
Kenapa, setiap mantan selalu kembali saat yang ia tinggalkan sudah bersama orang lain? Entahlah, tapi aku sangat khawatir, kalau Arsen akan kembali bersama Naura dan meninggalkan Levita. Tapi tidak masalah, dengan begitu, aku bisa bersama Levita tanpa harus menghancurkan hubungan.
Tapi, jangan bilang aku licik, aku tidak seperti itu. Biarkan waktu berjalan dengan sendirinya.
Kring... Kring... Kring
Aku menatap layar ponsel yang menampilkan nama Arsen. Pasti dia menanyakan tentang Levita.
"Hallo Sen?" Aku memulai percakapan.
"Sen, Lo yang nganter Levita?" tanyanya.
Sudah ku tebak, pasti Arsen menanyakan Levita.
"Iya, ini gue baru sampe rumah Lo, dan gue udah di jalan pulang sih. Oh ya, kata Sandi, CEO perusahaan itu Naura?" tanyaku.
Sangat hening di seberang sana, tapi bisa ku tebak, mungkin Arsen sedang berada di perjalanan.
"Iya. Eh, Levita tahu tentang ini?" tanyanya balik.
"Iya, tadi dia nanya-nanya terus, ya udah gue jawab. Lagian, Levita berhak tahu siapa mantan Lo, Sen."
Terdengar hembusan nafas di keluarkan oleh Arsen.
"Oh ya udah, makasih udah nganterin Levita. Gue dalam perjalanan pulang, kok," katanya kemudian menutup sambungan teleponnya.
Aku menghela nafas, ya seharusnya aku tidak menceritakan itu kepada Levita. Tapi, itu sudah terjadi, semoga aja mereka berdua tidak ada perdebatan setelah ini.
Author POV
Setelah sampai rumah, Arsen berjalan ke kamar, melihat Levita yang sudah terbaring menghadap ke arah pintu, yang mana Arsen langsung melihat wajah polos Levita saat sedang tertidur.
Arsen berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepi, menatap Levita yang sudah terlelap. Gadis polos yang hanya memikirkan sekolah dan makanan itu sudah membuatnya melupakan wanita yang sudah menyakitinya.
Tapi, saat Arsen mulai membuka hati untuk Levita, wanita itu malah datang kembali dan mengajukkan kerja sama. Tangan Arsen terulur mengelus rambut Levita, menyingkirkan beberapa helai yang menutupi mata indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)
Teen FictionMenikah dengan seseorang yang berbeda usia bukanlah hal yang mudah. Apalagi, bagi seorang gadis berusia 19 tahun yang masih sering melibatkan orang tua dalam segala halnya. Levita Kayshila, gadis tomboy manja, anak satu satunya keluarga kaya raya, o...