"Sumpah Lo cantik banget," tutur Levita sambil menatap dari ujung kepala sampai ujung kaki Violet.Tiba-tiba seorang anak kecil berlari dan memeluk kaki Levita, dengan tangan yang menarik-narik gaun milik Levita.
"Kenapa, Vanya? Aunty Vio cantik, ya," kata Levita
Vanya Arvita, gadis kecil yang memiliki mata Belo dan senyum kotak. Tentu saja itu adalah anak Levita dan Arsen, yang sudah menginjak usia tiga tahun.
Ya, hubungan mereka sudah berjalan hampir empat tahun, dimana yang tadinya tidak saling mengenal, menjadi orang yang paling dekat dan saling percaya.
Meskipun awal pernikahan mereka hanya sebatas kontrak, tapi lama kelamaan perasaan tumbuh dengan sendirinya. Seperti kata pepatah, bisa karena terbiasa. Ya, mereka bisa saling jatuh cinta karena sudah terbiasa.
Jika mereka tidak saling cinta, tidak mungkin ada Vanya dalam kehidupan mereka yang menambah erat dan susah untuk di pisahkan lagi. Tidak ada lagi Naura sekarang.
"Mommy, Vanya nyali Daddy tapi gak ketemu," keluh Vanya dengan bahasanya yang masih cadel.
Levita celingukan mencari keberadaan suaminya. Tapi nihil, pria itu tidak ada di sekitar kamar rias wanita.
"Kamu udah cari di tempat Uncle Naufal, belum?" tanya Levita.
Vanya menggeleng. Levita langsung mengantar Vanya ke tempat Arsen, karena Vanya ini tidak bisa jauh dari Arsen. Vanya dekat dengan keduanya, tapi ia lebih dekat dengan sang ayah.
Setelah sampai di ruangan Naufal, Levita tersenyum lembut, melihat sang suami tengah menenangkan Naufal yang terlihat gugup jelang akad nikahnya.
Akhirnya, setelah perjalanan panjang yang Naufal dan Violet lewati, mereka menempuh ke jenjang yang lebih jauh, yaitu sebuah pernikahan.
Mata Arsen menatap bahwa kedua wanita yang ia cintai menghampirinya. Langsung saja Arsen menggendong Vanya. "Nyariin Daddy?" tanya Arsen, di angguki oleh Vanya.
"Ganteng banget yang mau nikah. Tahu gak, Violet cantiknya makin nambah," tutur Levita yang membuat Naufal penasaran.
Naufal tentu saja tersenyum mekar, ia sudah tidak sabar melihat calon istrinya itu. "Jelas lah, calon istri gue pasti cantik," bangga Naufal.
"Diem aja Lo, mau nangis juga tadi," celetuk Adul yang menemani Naufal dan Arsen.
Di kasih tatapan tajam oleh Naufal. "Dari pada Lo Bang, gak nikah-nikah," ledek Naufal membuat Adul mengusap dada dan bersabar.
Arsen menatap Levi yang tertawa karena ledekan Naufal tadi, yang memang fakta, kalau Adul masih belum juga menikah di usia yang sama dengan Arsen sekarang.
"Sena mana?" tanya Sandi yang sudah berada di sana dari tadi.
Jangan heran, kenapa ruang rias pengantin pria di kerumuni oleh sahabat Arsen.
Beberapa sahabat Naufal juga datang, contoh Pandu dan juga Chandra. Tapi mereka keluar untuk mencari udara segar.
'Cklek'
Pintu terbuka lebar, otomatis semua mata tertuju pada dua orang yang tengah bergandengan tangan di ambang pintu, membuat semua yang ada di dalam heboh.
Tapi tidak dengan Levita yang langsung menggigit bibir bawahnya pelan, saat melihat seorang wanita di ujung pintu itu.
"Heh, ngapain Lo kesini!" sentak Renaldi yang masih menyimpan dendam, karena kejadian saat di Cirebon waktu itu.
Yup, wanita itu adalah Naura. Renaldi menyimpan dendam, karena sudah merusak semua rencana bisnis mereka.
"Ren jangan kasar sama cewek gue!" bantah pria di sebelah Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)
Teen FictionMenikah dengan seseorang yang berbeda usia bukanlah hal yang mudah. Apalagi, bagi seorang gadis berusia 19 tahun yang masih sering melibatkan orang tua dalam segala halnya. Levita Kayshila, gadis tomboy manja, anak satu satunya keluarga kaya raya, o...