01. My way

2K 321 51
                                    


Kini malam telah tiba, suasana menyenangkan di bangun oleh para penghuni asrama yang mengadakan makan malam bersama sama dengan memanfaatkan halaman asrama. Halaman yang luas dengan rerumputan itu di alas dengan karpet dan bangku-bangku yang terletak di bawah pohon rindang untuk berteduh di kala panasnya hari dan jangan lupa item main utamanya ya itu Wi-Fi gratis.

Sosok pemeran utama kita yaitu Chaeyoung sedang menatap ponselnya dengan seksama, sesekali tersenyum seperti orang gila.

"Mulai lagi, Kau melihat apa, Chaeng? Film biru?" tanya Lisa yang baru saja datang dan mengintip ponsel Chaeyoung.

"Haish! Sembarangan! Tadi pagi aku memotret puisi karya Ruby. Sangat bagus, oh astaga karya dan goresan pena nya saja cantik, apalagi orangnya." Chaeyoung menatap langit malam dan mulai berhalusinasi tentang Ruby.

"Aku akan memelukmu jika halusinasimu hancur jika sudah menemukan Rubymu nanti, Chaeng." ucap Lisa memakan keripik kentangnya.

Chaeyoung menggeleng, "Ruby pasti orang yang manis, Aku yakin." gumamnya menatap dan kembali membaca puisi Ruby.

"Aku hanyalah sebatas pengagum senyummu, penikmat tawa mu, dan pelipur lara mu"

~Ruby

"Dan aku adalah pengagum karya mu, Ruby." ucap Chaeyoung tersenyum memandang keindahan karya tulis Ruby ini.

"Kenapa kau begitu menyukainya? Bahkan kau tidak pernah melihat wajahnya. Dan... dia saja tidak tahu kau hidup." celetuk Lisa tanpa berdosanya.

Chaeyoung menatap Lisa tajam. "Ya! kau fikir aku hanya menyukai seseorang dari visualnya saja, huh? Tentu tidak Lisa. Beberapa orang menyukai seseorang bukan hanya dari visual semata, contohnya aku. Entahlah, aku rasa... Aku mulai jatuh hati pada karya nya ini. Cinta itu buta."

Lisa seketika bergedik ngeri. "Bisa-bisanya aku berteman dengan orang sepertinya."

"Lalisa Bantu aku menemukan Ruby, Please~" ucap Chaeyoung memelas.

"Untuk apa?"

"Bukankah kau juga menyukai puisinya? Ya, anggap saja kita mencari dan berkenalan dengan penulis puisi indah ini, Park Ruby."

Lisa langsung menonyor kepala Chaeyoung, "Ya! seenaknya mengubah marga anak orang saja. Bagaimana jika pada akhirnya dia menikah denganku? Ruby Manoban." ucap Lisa merentangkan tangannya.

"Aaa, kalau begitu... Aku akan menunggu jandanya. Jika kau tidak mati juga, aku bisa mencampurkan racun tikus pada kopi mu."

"Sialan, Kau mencelakai temanmu hanya karna seorang gadis?"

"Tentu. Kau yang memulai Lalisa, jika kau tidak menikahi Gadis-ku kau tidak akan berakhir tragis begini. Mengerti?" ucap Chaeyoung menunjuk-nunjuk Lisa.

Lisa menelan ludahnya dengan susah payah. Chaeyoung menyeramkan jika sudah menyinggung hal-hal berbau Ruby yang dimana mereka sendiri tidak tahu Ruby berbau apa:v

"H-Hey ayolah, aku hanya bercanda. Kau tidak akan membunuhku kan?"

Chaeyoung hanya tersenyum miring menatap Lisa dari samping. "Lihat saja nanti. Kau dekati Ruby aku dekatkan kau dengan Tuhan Lalisa."

"Astaga, belum kenal saja sudah se-posesif ini."

Chaeyoung kembali meminum minumannya lalu kembali memutar otak mencari tahu siapa itu Ruby?

Ruby AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang