"Unnie." Jisoo melirik Lisa di sampingnya, beberapa hari ini gadis jangkung itu banyak membantunya."Aku sudah membereskan aulanya, apa kita tidak bisa makan sekarang." Bujuk Lisa dengan wajah memelasnya.
Jisoo mendengus tawa dan mengangguk, "ayo kita pergi sekarang."
Senyum Lalisa terbit begitu lebar, gadis itu berlari mengambil tasnya dan menghampiri Jisoo lagi.
"Bagaimana kita makan Jajangmyeon? Atau bibimbap? Atau ramen? Apa yang ingin kau makan, Unnie?" Lisa terus bertanya bahkan saat Jisoo ingin menjawab, selalu terpotong dengan ucapan Lisa.
"Kita akan melihat menunya nanti, Lalisa. Sekarang tutup mulutmu, kau berisik!" Tegur Jisoo yang langsung di turuti oleh Lisa. Gadis itu segera mengatup mulutnya dengan senyum lucu dan mengangguk.
Saat mereka telah berada di lobby sekolah mereka bertemu dengan Jennie.
"Oh, Hai Jennie!" Sapa Lisa.
Jennie mendongak, menatap Lisa dengan dingin dan pergi begitu saja. Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan bingung.
"Apa yang telah kau lakukan padanya?" Tanya Jisoo curiga.
Lantas saja Lisa langsung menggeleng cepat, "aku bahkan baru bertemu dengannya. Selama sekolah dia bersama Chaeyoung. Mungkin dia sedang bertengkar dengan Chaeyoung." Jelas Lisa dan Jisoo mengangguk mengerti.
"Lagi pula. . Untuk apa aku membuat dia kesal, aku tidak tertarik. Aku lebih tertarik dengan Unnie." Imbuh Lisa setelahnya tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih. Jisoo mendengus dan meninggalkan Lisa.
"Unnie, ayo pergi bersama! Jangan tinggalkan aku." Lisa segera mengejar Jisoo yang telah melangkah jauh.
~~~
Jennie menghela nafas panjang sesaat gadis itu sampai di rooftop. Duduk di tepi dan memandang langit sore yang mulai menggelap.
"Apa yang kau harapkan, Jennie? Payah!" Jennie mengejek dirinya sendiri, selama ini ia terus berharap pada Chaeyoung yang jelas jelas hanya menganggap dirinya sebagai teman. Bersikap manis pada teman bukan berarti suka. Itu perlakuan khusus untuk seorang teman yang di sayanginya. Contohnya adalah Chaeyoung dan Jennie.
"Apa aku harus menyerah?" Jennie bergumam dan menunduk menatap sepatunya.
"Kenapa kau disini?" Jennie tersentak dan menoleh ke belakang, melihat sosok Mina di belakangnya.
"Itu berbahaya, turun." Suruh Mina dan Jennie menggeleng.
"Jangan berfikir jika aku ingin bunuh diri, tidak sama sekali." Sahut Jennie dan kembali menghadap ke depan.
Mina mendekati Jennie dan berdiri di samping Jennie yang masih setiap duduk di tepi balkon, "ada masalah?" Tanyanya.
"Entahlah, apa yang sekarang aku alami ini masalah atau tidak. Aku juga tidak tau." Jawab Jennie.
"Kau bisa cerita padaku." Jennie agak menoleh pada Mina.
"Aku akan mendengarkannya." Ucap Mina.
Awalnya Jennie hanya diam berfikir sejenak lalu gadis itu perlahan mengangguk, "aku menyukai seseorang."
"Lalu?" Mina perlahan naik dan ikut duduk di samping Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby Admirer
FanfictionGXG • CHAENNIE • [Completed] 📍 Ruby Admirer Ruby, sosok perempuan bermata tajam bak kucing yang rajin mengisi puisi puisinya di mading sekolah. Puisi puisi yang maknanya begitu memporak porandakan hati sampai memikat hati seorang Park Chaeyoung yan...