Semakin malam, suasana semakin meriah. Anak anak sekolah itu benar benar Menikmati pesta sederhana mereka bahkan mengajak petugas asrama untuk makan bersama agar tidak di adukan pada sekolah nantinya."Sepertinya aku meninggalkan ponselku di kamar." Ujar Jennie saat meraba kantong celana dan jaketnya tak ada ponsel miliknya.
"Kau akan mengambilnya?" Tanya salah satu temannya di antar sepuluh orang yang sedang duduk melingkar, akhir akhir ini Jennie mencoba mendekati orang orang di sekitarnya. Jennie tentu tak ingin menua sendirian tanpa ada yang ia kenal.
"Mau aku temani?" Tanyanya namun Jennie menggeleng.
"Aku akan mengambilnya sendiri." Ucap Jennie tersenyum kaku lalu berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan teman temannya.
Saat di depan toilet, Jennie secara kebetulan bertemu dengan Chaeyoung.
"Oh? Jennie? Kau ingin kemana?" Tanya Chaeyoung.
"Aku akan naik mengambil ponselku di kamar." Jawab Jennie lalu melewati Chaeyoung begitu saja.
"Aku akan menemanimu." Chaeyoung dengan cepat menyamai langkahnya dengan Jennie.
"Aku bisa sendirian." Jennie mulai menaiki tangga di susul oleh Chaeyoung.
"Apa kau tidak takut?"
"Aish!" Chaeyoung refleks menghindar saat Jennie mengangkat tangannya yang terkepal.
"Jangan menakutiku." Alih alih ingin memukul Chaeyoung, Jennie berganti menunjuk wajah Chaeyoung lalu meninggalkan gadis jangkung itu.
Chaeyoung tertawa pelan dan menyusul Jennie naik ke atas.
Sesampainya di kamar Jennie, Chaeyoung menghentikan langkahnya.
"Aku akan menunggu di luar." Ucap Chaeyoung di saat Jennie membuka pintu kamarnya.
Jennie mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Chaeyoung yang berdiri di depan kamarnya.
Chaeyoung menumpu kedua lengan tangannya di atas pagar pembatas dan menghembuskan nafasnya perlahan, "apa tanpa sengaja aku pernah bertemu dengan Ruby? Kami juga satu sekolah. Tidak mungkin, aku tak pernah bertemu dengannya." Chaeyoung bergumam beberapa menit sendirian sembari menunggu Jennie yang tak keluar sendari tadi.
"Apa yang dia lakukan dari tadi?" Chaeyoung menjadi muak saat menunggu, ia melihat pintu kamar Jennie yang setengah terbuka. Terdiam sejenak sebelum pada akhirnya ia memilih masuk.
"Kim Jennie?" Chaeyoung memanggil namun tak ada sautan dari Jennie.
"Apakah dia tu—" terdengar gemericik air di dalam kamar mandi kecil itu membuat Chaeyoung mendengus.
"Harusnya ia memberitahuku." Dumelnya lalu menggerakkan kedua matanya melihat sekitar kamar kecil, rapi, dan sederhana milik Jennie.
Begitu berbanding terbalik dengan kamar Lisa yang berantakan dan banyak poster poster foto yang tak jelas.
Pandangan Chaeyoung terpaku pada kertas kertas berserakan di atas meja belajar Jennie. Ada rasa penasaran yang tiba tiba menghinggap membuat tangan Chaeyoung meraih salah satu kertas itu.
Chaeyoung terdiam membaca setiap kalimat yang di tulis rapi oleh Jennie di atas kertas itu hingga pada ujung kertas tertanda nama 'ruby' Chaeyoung membulatkan matanya tak percaya.
"M-mwo!?" Chaeyoung meraih selembar kertas lagi di atas meja dan di ujung kertas masih tertanda nama Ruby.
"What the—" Chaeyoung secara terburu-buru menaruh kembali kertas puisi milik Jennie di atas meja lalu keluar dari kamar gadis itu saat tidak mendengar suara gemericik air lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby Admirer
ФанфикGXG • CHAENNIE • [Completed] 📍 Ruby Admirer Ruby, sosok perempuan bermata tajam bak kucing yang rajin mengisi puisi puisinya di mading sekolah. Puisi puisi yang maknanya begitu memporak porandakan hati sampai memikat hati seorang Park Chaeyoung yan...