37. Ending

507 67 6
                                    


Bukan ini yang Chaeyoung duga ketika Jennie memanggilnya untuk datang ke taman sekolah setelah ia tampil dua puluh menit yang lalu.

Mungkin Chaeyoung hanya mengira ngira apakah Jennie akan mengatakan tentang beasiswanya malam ini dan ya itu benar. Tapi tentang perkataan itu, Chaeyoung sama sekali tak menduga.

Lagu yang ia nyanyikan, itu telah ia persiapkan dengan sangat matang untuk Jennie.

"A-apa?"

"Let's break up, Park Chaeyoung."

"Kenapa?"

Jennie tatap kedua mata Chaeyoung yang mulai berkaca kaca, "Karena... Aku mendapatkan beasiswa di New Zealand, aku tak bisa melakukan hubungan jarak jauh denganmu."

Chaeyoung membasahi bibir bawahnya dan menggeleng cepat, "K-kalau begitu a-aku akan mengejar pendaftaran di—"

"Kau tak mampu, Chaeyoung. Universitas yang menerimaku itu begitu sulit untuk di gapai."

"Lalu kita tak perlu satu universitas! A-aku bisa mencari kampus lain disana! A-aku bisa—"

"Sebenarnya." Perkataan Chaeyoung terpotong dengan satu kata Jennie yang sendari tadi menatapnya dengan dingin.

"Aku menyukai Hoyeon."

Lemas, Chaeyoung langsung lemas. Pertahanannya runtuh, Chaeyoung menangis.

"Jung Hoyeon... Dia... Berbeda. Dia benar benar yang aku cari selama ini." Ucap Jennie dengan santai, "Dan setelah aku pikir pikir, aku tak harus merasa beruntung. Kau bukan yang aku—"

"Oke, hentikan. Baik, hentikan." Chaeyoung segera memotong ucapan Jennie dengan terburu-buru. Ia menatap Jennie dengan kabur akibat air matanya.

Ia segera menghapus air matanya dan menghela nafas secara kasar, "Jadi... Kau tak mencintaiku lagi?"

Jennie menggeleng.

"Lalu kemarin—"

"Sebenarnya aku mengetes diriku apakah perasaanku pada Hoyeon itu sesaat atau tidak tapi ternyata tidak... Bersamamu, aku biasa saja. Sudah tak punya perasaan yang aku rasakan satu tahun yang lalu. Ketika awal awal masih bersamamu."

Chaeyoung mengangguk pelan dan kembali menghapus air matanya, "Arraseo, aku mengerti." Chaeyoung merasa sakit, sangat amat sakit. Tapi ia berusaha tetap tersenyum.

"Aku... Benar benar tak bisa mengatakan apapun lagi." Tuturnya lirih dengan nada yang bergetar akibat ia tahan tangisannya.

"Aku..." Chaeyoung mengusap wajahnya dan kembali menghela nafas. Dadanya terasa sesak, nafasnya tak beraturan sedangkan perempuan di depannya terlihat santai dan tak bergeming.

Jennie memang sudah mati rasa padanya.

"Terima kasih, Jennie." Hanya itu, hanya kata itu yang Chaeyoung ucapkan pada Jennie setelah setahun lamanya mereka bersama.

~~~

"Kau... Mengatakannya?" Jennie menoleh dan tersenyum angguk pada Mina.

Ruby AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang