Mau dianggap terlalu percaya diri, saya tidak peduli. Yang jelas saya yakin sampai sekarang kamu masih mencintai saya. Dengan begitu cinta saya selama ini tetap terbalas-- Azzam
____________Rasa percaya diri saya kandas, takut menampakan diri dihadapan Syasya. Begitu takutnya saya, sampai melupakan tujuan apa yang membawa saya kemari.
Ini mendebarkan, melebihi seperti terkena palpitasi saat menikahi Syasya dulu. Lebih dari itu, jantung saya berdebar kencang, keringat terus membasahi wajah saya.
Aneh, hanya Syasya yang bisa membuat saya seperti ini. Tidak sewaktu akad ataupun sekarang. Ini bagaikan pertemuan setelah bertahun-tahun lamanya.
Andai nanti bertemu, saya bisa memeluk dirinya. Saya akan lebih merasa bahagia. Tapi itu hanya angan, mana bisa saya memeluk wanita itu.
"Bismillahirrahmanirrahim."
Tokk tokk
"Assalamualaikum."
Tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang semakin mendekat. Itu semakin membuat saya kelimpungan tanpa alasan.
Dan
Pintu terbuka
"Waalaikumsalam, cari siapa pak?"
Hah
Saya mendongak, bukan wajah Syasya yang terlihat. Melainkan wajah wanita lain, mungkinkah saya salah rumah? Tidak, kemarin saya mengantarkan Syarin tepat di depan rumah ini. Dan memperhatikannya sampai dia masuk ke dalam.
"Cari siapa ya pak?"
Saya masih bingung, wanita dihadapan saya sudah berumur. Apakah dia bagian keluar Syasya?
"Apa benar ini kediaman ibu Syasya?"
"Iya benar."
"Saya ingin bertemu Bu Syasya. Apakah beliau ada di dalam?" tanya saya, berharap hari ini juga saya bisa melihat wajahnya dan bertegur sapa dengannya.
Saya tidak lagi bisa menahan diri. Mengetahui Syasya kembali ke Jakarta cukup mengusik kehidupan saya. Ingin rasanya menemui dan mengatakan, betapa saya merindukannya.
"Maaf, Bu Syasya hari ini lagi enggak di rumah sedari pagi."
"Kalau boleh tahu dia kemana?"
Wanita itu menggeleng, "Ibu sih bilangnya mau cek butik. Tapi tadi tuan Abas sempat telepon rumah, suruh saya biar enggak masak makan siang. Katanya tuan enggak akan pulang, dan ibu Syasya juga lagi di rumah sakit. Gitu pak." jelasnya, cukup membuatku terkejut.
Syasya sakit? Lagi kah? Kenapa Syarin tidak ada memberitahu saya?
"Dia sakit? Sakit apa?"
"Kalau itu saya kurang tahu ya pak. Bu Syasya kelihatan baik-baik aja kok."
Saya mengangguk, dirasa informasi dari wanita itu lebih dari cukup. Saya putuskan pergi meninggalkan kediaman Syasya, dan berpikiran akan pergi lagi ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Cinta 2
RomanceTeringat perkataan mama, bila memaafkan adalah sifat orang mulia. Mungkinkah begitu? Ah--memiliki hubungan yang buruk dengan ayah adalah sesuatu yang menyakitkan, tapi mau bagaimana lagi. Andai, andai peristiwa buruk itu tidak pernah terjadi, mungki...