Kalau Allah menakdirkan kita untuk berjodoh, mau selama apapun kita berpisah dan sejauh apapun keberadaan kita. Niscaya, akan kembali bersama ketika waktunya tiba. Karena kamu jodoh saya dan saya jodoh kamu.
_______________Demi apa, aku kembali menyerahkan hatiku kepada mas Azzam. Percaya bahwa masalah besar tidak lagi menghujami pernikahan kami. Insyaallah, aku mau belajar menerima dan berlapang dada dengan apa yang sudah terjadi dalam hidupku.
Mungkin keputusan untuk tidak lagi bersama adalah keputusan yang kurang tepat. Karena baik aku dan mas Azzam sama-sama saling mencintai. Aku enggan mengakui ini, tapi aku memang banyak berharap bisa kembali rujuk dengannya.
"Syarin bakalan punya orang tua yang lengkap. Mama tahu gak, bahagia yang Syarin rasain? Bahagia banget, terima kasih ya ma. Terima kasih mau kembali dengan Papa."
Aku tidak bisa diam saja saat melihat Syarin menangis haru seperti ini. Aku memeluknya erat, aku juga sama bahagianya.
"Ma, jangan takut lagi ya sekarang. Kan udah ada Papa, jadi enggak usah takut kalau bakalan sendirian dihari tua nanti." ucap Abas, dia beralih menatap mas Azzam dengan senyuman. "Papa harus janji, selalu temani Mama."
Tangisku semakin deras, "Abas, sini peluk Mama."
Tubuhku sedikit terhuyung ke belakang karena pelukan Abas yang dadakan, "Maafin Mama ya. Gak nyangka juga kamu udah sebesar ini, udah punya istri lagi. Mama bahagia, kalau anak-anak Mama juga bahagia. Ya kan mas?"
Mas Azzam mengangguk. Ini seperti harapanku, harapan yang sempat aku pikir tidak akan pernah terjadi.
Niatnya besok kami akan melakukan pernikahan ulang di rumah bersama dengan wali dan para saksi. Hanya acara akad nikah yang sederhana, karena cuma itu yang dibutuhkan. Tidak perlu mengadakan pesta atau resepsi yang mana sudah aku dan mas Azzam lalui berapa puluh tahun lalu.
"Syarin ikut pelukan juga dong kak. Kecuali Papa ya, besok aja kalau udah halal lagi."
"Hahaha."
°•°•°•°
Syarin Pov
Inilah keinginan yang selalu aku minta pada penciptaku. Mama dan Papa kembali bersama dan menjadi orang tua lengkap untuk aku dan kak Abas.
Siapa sangka setelah 12 tahun, mereka baru bisa merajut kasih lagi. Apalagi keputusan Mama untuk rujuk kembali dengan Papa, setelah pernah mengatakan tidak ingin memulai pernikahan lagi.
Waktu Mama bilang enggan berumah tangga, saat itu aku putus asa dan mencoba ikhlas kalau kedua orang tuaku tidak bisa kembali bersama-sama lagi. Tapi sekarang, Allah benar-benar menjawab dan mengabulkan doaku.
Akhirnya, Mama dan Papa akan kembali menjadi sepasang suami istri. Aku tidak sabar menyaksikan wajah bahagia Mama dan juga Papa.
Emang benar ya, yang namanya jodoh enggak bakal kemana.
"Pa, lapar. Mau makan nasi goreng di komplek depan. Tapi males keluar rumah, gimana dong?"
"Papa beliin ya?"
Aku menggeleng, huft rasanya ini masih seperti mimpi.
"Pa, gak jadi pingin makan nasi goreng deh. Nanti masak mie instan aja." ucapku. Aku masih nyaman menaruh kepalaku pada pangkuan kaki Papa. Rasanya begitu nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Cinta 2
RomansTeringat perkataan mama, bila memaafkan adalah sifat orang mulia. Mungkinkah begitu? Ah--memiliki hubungan yang buruk dengan ayah adalah sesuatu yang menyakitkan, tapi mau bagaimana lagi. Andai, andai peristiwa buruk itu tidak pernah terjadi, mungki...