Taeyong mengangkat wajahnya ketika ia menangkap suara dobrakan pintu. Ia mencerna situasi dengan mata yang berkeliaran karena riuh yang tadinya menggema kini senyap. Tak ada seorang pun berbicara. Sampai ia menyadari seseorang dengan menggandeng tas di pundaknya berjalan lalu duduk di bangku paling belakang.
“Jangan menatapnya atau kau akan dapat masalah” Bisik Yuta di telinga Taeyong
“Dia murid baru?”
“Bodoh, kaulah yang murid baru. Dia mengambil cuti karena kakinya patah…dia anak balapan liar”
Taeyong mengangguk pelan dan memalingkan wajahnya sebelum ‘anak balapan liar' itu menatapnya balik.
Jam menunjukkan pukul 08.00 dan tibalah pelajaran yang akan mencekik semua siswa. Itu sebabnya senin adalah hari yang paling mengenaskan mungkin jika diberi pengharapan istimewa sepertinya senin adalah hari yang diminati untuk dikutuk dan dihilangkan.
Pak Kyungsoo, guru fisika itu melangkah masuk lalu menyapa para siswa. Ia menyipitkan mata dibalik kacamata bulatnya dan mendapati seseorang yang tengah menyenderkan kepalanya di jendela
“Apa bapak tak salah liat? Kim Doyoung, kau kah itu?”
‘Dramatis sekali’ Gumam Doyoung lalu mengangguk dengan acuh
“Kuharap selama 3 bulan itu kau juga merenung atas perbuatanmu”
Doyoung mendengarnya dengan acuh bahkan ia mengolok-ngolok guru fisika itu di dalam hatinya. Berisik. Dan matanya kini tertuju pada seseorang yang duduk 3 bangku didepannya, dan kini tengah memperhatikannya sedari tadi, Taeyong.
Namun akhrinya Yuta menyelamatkan Taeyong dengan menginjak kakinya. Tatapan Doyoung bak beruang yang mencari mangsa, Taeyong menghela napas pelan.
“Tapi tugas ini dikumpulkan diketua kelas”
“Kalau begitu berikan ini pada Taeil”
“Ketua kelas kita sudah diganti, dia orangnya”
Doyoung yang mendengarnya sedikit geram lalu melangkah dan melemparkan bukunya pada bangku Taeyong. Dengan terkejutnya pulpen yang digenggam Taeyong terjatuh karena hentakan dari Doyoung.
“Kau kan bisa mengumpulkannya dengan baik-baik!”
Alih-alih merasa bersalah ia mengejek Taeyong dengan mendecih lalu melenggangkan kakinya keluar kelas.
Taeyong yang masih terpaku disana menatap punggung Doyoung yang menjauh pergi. Pertemuan pertama yang sangat buruk.Taeyong membaca halaman perhalaman buku yang ditandai dengan nama Kim Doyoung tersebut, ia menggeleng tak percaya jika siswa yang dijuluki “anak balapan liar” itu mempunyai otak yang normal.