An unconditional love

2.5K 198 6
                                    




"Kan gua udah pernah bilang, jangan terlalu bucin kalau pacaran!”

Doyoung mendesah lalu melenggangkan kakinya untuk membayar 3 botol soju yang telah Taeyong habiskan sebelumnya. Ia melirik Taeyong yang masih mabuk, melepaskan jaket kemudian melemparkannya pada Taeyong. Taeyong yang masih nampak linglung terperanjat lalu melepaskan jaket yang menutupi wajahnya dengan gusar.

“Brengsek, lu harusnya ngerangkul gue disaat sedih gini!” Teriak Taeyong

“Berhenti meracau, atau gue tinggalin lu disini sendiri!” Jawab Doyoung setengah teriak tak mau kalah

Doyoung meninggalkan restoran. Ia sudah menduga akan seperti ini. Taeyong sangat cepat memulai kisah cinta namun cepat pula mengakhirinya. Dan lagi, penyesalan yang selalu ia dapatkan.

Taeyong mempercepat langkahnya, mencoba seirama dengan Doyoung. Ia eratkan tangannya, dingin di cuaca pukul 02.00 seperti ini benar-benar sangat menusuk. Keheningan diantara keduanya pun sangat mendukung, hanya beberapa langkah dari sepatunya yang terdengar.

Taeyong sesekali mencuri pandang pada Doyoung, ia bertanya-tanya mengapa Doyoung menjadi sangat diam padahal sebelumnya Doyoung memarahi sampai telinganya merah

“Lu pasti dingin juga, ni gue kembaliin jaketnya”

“Pake aja! Gue udah terbiasa”

Taeyong menghentikan langkahnya

Doyoung menengok ke belakang “Ambekan lu! Cepet jalan gue ngantuk!” Ucapnya sebelum ia mendecih.

Taeyong menuruti perintah Doyoung bahkan melangkah mendahuluinya. Doyoung yang terbelakang hanya menatap punggungnya dari kejauhan

“Taeyongah, mau sampai kapan lu nyuruh gue buat nemuin lu disaat putus?” gumam Doyoung







...








“Kenapa dia?” Tanya Taeil dengan memicingkan matanya pada Taeyong yang membenamkan wajahnya di meja

“Putus” Jawab Johnny dengan cekikikan

“Lagi? Bosan gue dengernya. Lu cuma ngoleksi sampah tau gak yong!”

Taeyong seketika terbangun menampakan wajahnya yang kusam bahkan matanya terlihat sayu. Ia tak merespon apapun yang dikatakan Johnny dan Taeil.

Mungkin ia setuju pada pernyataan itu atau mungkin ia sudah terlanjur malas menanggapinya.

“Taeyong, bulan depan kita nginjek semester akhir. Istirahat dulu dari pacaran, nurut apa kata kakak”

Satu pukulan melayang di kepala Johnny. Taeyong memukulnya dengan memasang muka yang masam.

“Kakak Johnny tau apa si tentang pacaran? Alias lu berisik banget anjing. Gue bisa urus urusan gue sendiri”

“Seenggaknya gue gak belet yong, gue peka ama perasaan orang lain”

“Maksud lu?”

Johnny dan Taeil saling menatap satu sama lain kemudian beralih menatap Taeyong, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

“Ah disini gue makin stress tau gak” Ucap Taeyong sembari memasukan bukunya ke tas

“Lu mau kemana?”

“Cari doyoung, gue mau belajar sama anak pinter. bye”

Taeyong melenggangkan kakinya ke luar kelas meninggalkan Johnny dan Taeil yang terpaku disana

“Bodoh, seberapa keras dia pacaran gak akan bertahan lama karena ujungnya...................”

“Kim doyoung” Ucap Johnny dan Taeil serempak







Dotae Rise [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang