🔞🔞🔞
Doyoung merogoh uang dalam sakunya untuk beberapa churros. Walaupun harus mengantri ia pikir tak apa demi roti yang teksturnya renyah ini. Ia menoleh ke luar jendela, ditatapnya awan yang semakin hitam dan membisingkan dengan rintik hujan yang mulai turun. Pejalan kaki berlarian ke tempat yang lebih teduh. Doyoung pun bertindak hal yang sama, langkahnya terhenti di halte bus. Sial ia tak membawa payung. Rambutnya terkibaskan oleh angin yang berhembus, bukannya sibuk menyelimuti diri dengan jaketnya justru ia memeluk erat roti berusaha agar tak terkena cipratan hujan.
Ringggg.......... ...
"Halo"
"Lama banget sih, lapaaaaaar...!"
"Gue lagi neduh di halte, hujannya lebat hyung". Doyoung berusaha berbicara kencang melawan suara hujan yang tak mengalah, sesekali ia melihat sepatunya yang mulai terkena air hujan.
"Hujan ? Bentar gue lihat keluar..........ah benar hujan. Doyoungah, tunggu aja sampai reda. Jangan hujan-hujanan"
"Lu gak ada niatan jemput gue gitu, hyung?"
"Harus banget gue jemput?"
"Lu serius nanya ? Ah...........lamban banget sih Hyung satu ini"
"Apaan sih, gue jemput jangan?"
"Don't do anything stupid, diem aja dirumah nanti malah lu yang sakit".
Doyoung mematikan telponnya. Melihat sekelilingnya yang mulai berlarian juga meninggalkan halte. Jarak menuju apartemennya hanya beberapa blok saja, namun cuaca hujan seperti ini sangat menakutkan. Kalo gini roti gue makin dingin, pikirnya. Suara dalam perutnya seakan berdemo. Namun hujan tidak membiarkan Doyoung pergi. Pikirannya seakan ribut dengan nafsu dalam perutnya.
Do friend do this ?
Akhinya hujan membasahi t-shirt hitamnya, badannya basah oleh air yang mengalir dari ujung kepalanya. Seperti mandi. Tak ada sedikitpun celah pakaian yang terlihat kering. Doyoung meraih tombol, dipencetnya berkali-kali. Seseorang dari dalam membukakan pintu.
"Doyoungahh.....lu...kenapa gak nunggu sampai reda?" Manik Taeyong mengamati pakaian Doyoung yang basah kuyup
"Harus sampai kapan nunggu hujan hyung" Doyoung menyerahkan churros dan melenggangkan kakinya menuju kamar mandi, "Gue mau sekalian mandi aja".
Taeyong hanya bisa bergeming melihat tingkah Doyoung yang menerobos hujan. Ia membuka roti yang diselimuti oleh jaket Doyoung, memanaskannya lagi dalam microwave. Ia meraih panci kecil yang terisi oleh ramyeon lalu menuangkannya ke mangkuk.
Tak lebih dari 10 menit Doyoung keluar kamar mandi dengan menyibakan rambutnya yang sedikit basah. Ia hamburkan tubuhnya di sofa sementara Taeyong masih bergelult dengan makanannya di dapur. "Hyung, makanannya sudah siap?" Tanya Doyoung menengadah dibalik sofa. "Udah ko" sahut Taeyong dengan sangat hati-hati membawakan baki makanan ke hadapan Doyoung. Ia hiraukan kalori yang akan ia makan hari ini, yang penting perutnya bisa kenyang.
Baru beberapa suap Doyoung melahap, ia meraih remote tv disampingnya, "Jangan diganti, gue lagi nonton naruto" Ujar Taeyong membelalak.
"Naruto bisa ditonton berulang kali, sekarang digimon dulu" Doyoung menghiraukannya, mengganti channel.
"Ini the last naruto the movie Doyoungah, gue bisa mati penasaran"
"Digimon juga last evolution kizuna hyung, ini pertualangan terakhir"
"Di jepang mau rilis boruto, jadi gue harus tonton beres yang ini dulu" Ucap Taeyong menghentikkan makannnya
"Hyung, digimon populer juga dijepang, gue penasaran sama ishida yamato".
KAMU SEDANG MEMBACA
Dotae Rise [Oneshoot]
Novela JuvenilDOTAE X TAEDO 🔞 leave comments and track ^^