Taeyong mengerjap lalu ditatapnya langit-langit kamar, ia setengah sadar dengan meraba sutra yang menempel ditubuhnya. Ada yang aneh tapi mungkin déjà vu atau bisa saja memang lupa, pikirnya. Terakhir kali ia menghamburkan tubuhnya begitu saja semalam, rasa kantuk dan pening menghujam tak tertahan. Ia mengangkat tubuhnya tuk membersihkan diri.
Kini maniknya tengah mencari seseorang yang sedang dipikirannya. Hampir tak menyadari keberadaan Johnny yang tengah memperhatikannya sembari menyeruput americano di ujung meja.
Bbbuuk
Gebrakan meja membuyarkan pikiran Taeyong.
"Kamchagiyaaa, yaaaaaaak aku masih ingin hidup"ucap Taeyong menoleh membelalak.
Johnny tertawa menampakkan deretan giginya yang rapi. Puas.
"Kapan kau pulang dari amerika? Aku tak melihatmu semalam" Sembari menyodorkan secangkir Americano.
" Jam 2 baru sampai. Kepalaku pening sekali, aku langsung tidur. Maaf tak sempat menyapa kalian" Jawab Taeyong mengernyitkan keningnya. Walau tubuhnya tidak demam, pening di kepalanya tetap terasa.
"Hmmm, kalo kau lapar panaskan saja bubur itu. Doyoung membuatnya pagi buta" Titah Johnny sedikit khawatir dengan menelaah wajah Taeyong yang lesu.
"Doyoung membuatnya? untukku?"
"Untuk kita semua bodoh !" Johnny menjulurkan lidahnya lalu melangkah masuk kamar meninggalkan Taeyong yang masih terdiam menggosok pelipisnya.
Taeyong memasang muka bebek. Sedikit kesal. Entah kesal karena Johnny yang mengejeknya atau kesal pada bubur itu.
Jeonbokjuk yang luar biasa, enak. Gumamnya.
...
Setiap orang duduk melingkar mengelilingi menara balok dan riuh tawa memecahkan ruangan. Jenga yang tersusun sudah semakin goyah. Taeyong mengekori suara yang bergeming di luar kamarnya. Penasaran hal apa yang membuat kebisingan di siang bolong begini.
Haechan yang mendapati Taeyong menuju arahnya seketika terdiam dan memberi kode dengan matanya.
"Hyung sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?"
"Membaik, oh ya aku bawa oleh-oleh untuk kalian. Hanya t-shirt tapi bahannya sangat nyaman" jawab Taeyong mendudukan bokongnya disamping Doyoung.
"Ah Hyung ini benar-benar ya" gerutu Mark.
Johnny yang melihat itu terkekeh pelan, pasalnya Taeyong mengampit dirinya antara Doyoung dan Mark yang tidak ada ruang.
"Hyung, harusnya kau istirahat" Doyoung membisik.
"Doyoungaah, aku sudah tidur 12 jam". Taeyong mendesah pelan dan menyandarkan punggungnya.
Jemari Taeyong bermain pada rambut Doyoung yang lembut.