Rapuh

2K 181 0
                                    



Doyoung melangkah menuju kerumunan yang menyesakan lapang seluas 28 meter kali 15 meter itu. Dilihatnya bola yang terpantul dari kepala seseorang dan disusul oleh tawa yang menggema. Doyoung menyipitkan matanya dari beberapa celah sampai akhirnya ia bertemu dengan sosok pria yang mematung dan menunduk diam seribu bahasa.

Pria itu kurus dan tinggi tapi tidak setinggi layaknya seorang pembasket seperti Doyoung. Ia mengenakan kaos bergaris dengan sepatu nike yang terlihat sangat sederhana untuk ukuran mahasiswa di kampus ini.

Seseorang menepuk pundak Doyoung sampai akhirnya netranya berpindah dari pria itu.

“Dia mencarimu”

“Apa maksudmu?

“Dia bilang mencarimu. Dia ingin mengatakan sesuatu padamu, aku jadi penasaran hal apa yang akan ia katakan padamu”

Doyoung mencari dan menatap lekat bola hitam pria itu yang sedari tadi menunduk, hingga harus ia melangkahkan kaki mendekati pria dihadapannya.

“Hey, kamu mengenalku?”

Taeyong menengadah dan netranya bertemu, Doyoung membelalak dan membuang buka

“Ada yang ingin ku katakan….tapi tidak disini”

“Ada apa denganmu? Tidak ada yang perlu kita bicarakan” Doyoung mendekat tidak memberikan jarak, ia hampir menyentuh daun telinga Taeyong dan berbisik “Jangan membesar-besarkan, simpan saja sampai mati, paham?”

Doyoung menjauhkan tubuhnya, melanjutkan, "Kita hanya bertemu sekali…tanpa disengaja. Pulanglah!”

“Serius? Ah, aku sudah menduga ini, hey pulanglah” Ucap pria blonde yang memainkan bola disebelah Doyoung. Taeyong bertaruh, dia pasti teman karibnya yang sok ikut campur.

“Ini penting”

“Apa kau gila ?? Pergi dari sini!!!”

Doyoung berteriak hingga semua orang di dekatnya terkaget, bahkan Lucas si pria blonde itu tak bisa menahan keseimbangan bolanya sampai terjatuh.

“Hey, pergi brengsek!” Ucap Lucas setengah berbisik

Doyoung mendecih dan memutar langkahnya meninggalkan kerumunan sementara Taeyong yang masih memandang punggungnya dari kejauhan.






...







Taeyong memainkan nike tailwind, bahkan sesekali menendang daun yang jatuh di hadapannya. Benar, musim gugur telah tiba. Waktu sangatlah cepat berlalu. Ia menoleh kesana kemari, mencari seseorang yang ada di pikirannya.

20 menit telah berlalu, ketika ia hendak pergi akhirnya yang ditunggu tertangkap oleh netranya. Doyoung yang menyadari kehadiran Taeyong mempercepat langkahnya sampai masuk gedung kampus. Lucas dan beberapa temannya menyusul sambil semangat berbincang bincang.

Tidakkah ada kesempatan lagi untuk Taeyong?

Taeyong menghela napas, dan ketika kakinya akan melangkah ia justru tertarik ke belakang. Sebuah tangan mencengkram pergelangan tangan Taeyong. Menariknya ke sudut taman yang terhalang rumput tinggi, jauh dari kerumunan.

Doyoung?” gumamnya. Taeyong mengerjapkan matanya berkali-kali

“Kau menungguku lagi? Apa kau sadar yang kau lakukan ?”

“Tentu aku menyadarinya, maka dari itu aku menemuimu”

Doyoung terdiam, mata mereka bertemu

“Milikmu” Taeyong meraih tangan Doyoung dan menyodorkan sebuah benda, ia melanjutkan “Kau terlalu terburu-buru saat itu”

Dotae Rise [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang