Taeyong melirik arlojinya, pukul 23:02. Lampu yang menghiasi ruangannya ia redupkan, mengingat tak seorang pun di sisinya kini. Walau ia ingin memutuskan untuk tidur namun benaknya tetap berkata ia harus terjaga tuk menunggu seseorang datang.
10 menit berlalu.
Tak ada jejak kedatangan siapapun bahkan cicak yang seringkali memutuskan ekornya pun bersembunyi tak nampak. Hanya dentingan jam yang berdetak riuh melakukan tugasnya. Taeyong meyakinkan dirinya bahwa ia harus beristirahat dari aktivitasnya yang melelahkan. Ia menoleh ke pintu sebelum melangkahkan kakinya ke kamar.
Baiklah, di hari yang istimewa ini harusnya ia tak merasakan gundah.
Klik..
Dengan cepat Taeyong mundurkan langkahnya, gesekan pintu bak ultrasonic tertangkap sang indera. Sudut bibirnya tertarik menampakkan senyum yang paling cantik.
Tak kalah cantik dari pria yang ia pandang kini.
Ia mendudukan bokongnya di sofa dan meraih ponselnya tuk mengabadikan momen istimewa itu.
Pria yang ia tunggu 30 menit tadi kini berada di hadapannya dengan membawa kue dengan hiasan crown diatasnya. Sangat cantik.Walau mask menutupi setengah wajahnya, Taeyong yakin pria itu tersenyum dengan tulus, sangat terlihat dari maniknya yang tak berpindah dari matanya.
“Doyoungieee, apa ini? kau membuatku malu”
“Untukmu. Selamat ulang tahun. Cepat tiup lilinnya"
Taeyong menutup matanya sejenak. Ia menyampaikan beberapa pesan kepada Tuhan, dan pastinya ia sertakan nama Doyoung di setiap doanya. Ia tiup lilin angka dihadapannya lalu tertawa.
Ia seakan lupa kegundahan yang ia rasakan sebelum Doyoung datang.
“Maaf aku telat, padahal aku sudah berusaha untuk pulang lebih awal dari pekerjaanku”
“Aku tahu, tidak apa-apa. Aku tahu kau akan datang setelat apapun itu”
“Tentu saja. Aku tak akan membiarkanmu sendirian dirumah”
“Tapi… apa ini? Crown? Kau sengaja membelinya untukku?”
“Itu mahal dan tadinya aku memilih kue warna pink untukmu.. tapi”
“Aku suka”
“Sini aku pakaikan. Wah, daebak. Sangat cantik”
Taeyong sangat tidak keberatan dan ia akan sangat percaya jika Doyoung yang mengatakannya. Ia melihat dirinya di layar handphone, memeriksa betapa cantiknya ia.
“Kenapa tadi lampunya mati? Kau kan sendirian, tidak takut?”
“Tidak, karena aku tau kau akan datang”
Sesendok kue mendarat di mulut Taeyong dan Doyoung dengan cepat menyeka kue yang ada di sudut bibir Taeyong.
“Tadi ketika dijalan pulang aku melihat boneka di toko online langgananku, sangat lucu”
“Kau mau membelinya lagi? Kau sudah punya banyak”
“Tapi itu berbeda. Kau juga boleh memakainya nanti”
“Kenapa kau sangat terobsesi dengan boneka?”
“Kubilang itu berbeda”
Taeyong memicingkan matanya, “Oooh…agar bisa kau ciumi untuk latihan musikalmu?”
Doyoung hampir tersedak dari nafasnya yang tiba-tiba tak teratur. Itu sangat tidak masuk akal, pikirnya.
“Kau tidak minum tapi perkataanmu seperti orang mabuk”
“Seperti ini kan?”
Taeyong mengambil boneka semangka dibalik punggungnya, bibirnya semakin condong untuk mencium boneka yang dipegangnya. Doyoung semakin geli melihatnya. Ia bertanya-tanya apakah pria dihadapannya mabuk atau tidak?
Taeyong membanting boneka itu pada Doyoung dengan wajah yang masam. Dan Doyoung hanya tersenyum.
“Kau pikir aku bisa berlatih hanya dengan boneka?”
“Lalu bagaimana kau berlatihnya...adegan itu” Tanya Taeyong gelagapan
Mungkin ia menyadari jika pertanyaannya semakin berbahaya. Panas menjalar ke pipinya. Ia mengedipkan matanya berkali-kali. Dan menghindari tatapan Doyoung.
“Kau cemburu?”
“Tidak, untuk apa”
“Bagaimana jika kau membantuku berlatih?”
“Untuk musical?”
Doyoung melihat sekitar ruangan lalu menatap Taeyong kembali, walau sebenarnya ia tahu bahwa tak ada orang selain mereka berdua di rumah.
Doyoung mengangguk.
“Jadi aku harus menghapalkan scriptnya dulu.. atau…?”
Doyoung meraih kepala Taeyong dan mengecup bibirnya. Doyoung tak melepaskan bibirnya sebelum Taeyong membalas ciuman. Di hari yang istimewa dengan orang paling istimewa. Hanya berdua.
Taeyong, ia yang membuat perangkap namun selalu mengulur mangsa.
Two men in one room. They might kiss !
.
.
.80% percakapannya real yg ada di vlive cuma ditambahin dikit dan berimajinasi diakhir.
"I think there is no other person who takes care of people as well as Doyoung. He's really good person, Doyoungie " - Taeyong