Doyoung menutup handphone nya, ia melenggangkan kakinya sambil mendengus kesal. Dilihatnya dari jauh seseorang dengan tas dipunggungnya, seraya melambaikan tangan memberikan senyum merekahnya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku ingin belajar denganmu"
"Kau berbeda jurusan denganku, untuk apa belajar disini?"
"Aku hanya ingin belajar disini. Lagipula kita bisa saling bertukar pelajaran"
"Kau bodoh atau apa? Cepat pergi!" Doyoung membelalak walau ucapnya sedikit berbisik.
"Kalo begitu ayo kita beli ikan hias"
"Kenapa mendadak?!"
"Umm....tidak apa-apa jika tidak bisa"
Taeyong sudah menduga jawaban dari kekasihnya itu, anak hukum seperti dia sangat tunduk pada peraturan bahkan pernah sekali Taeyong telat dan Doyoung justru menceramahinya. Ia seakan ditampar undang-undang dari buku tebal miliknya.
Taeyong menunduk dan saat ia akan pergi, Doyoung menahannya dengan mengecup singkat bibir sebelum ia mengelus pipi Taeyong dengan punggung tangannya.
"Kita bertemu jam 4 sore ya, bye" ucap Doyoung sembari berlari.
...
_______💌_______
Taeyong 🌹 :
"Aku kehabisan ide untuk menghiasnya 😪 "
Doyoung menghentikan langkahnya untuk membuka pesan, ia menghela napas dalam dan sungguh menyesal karena kelas nya keluar jam 7 malam.
Ia meraih gagang pintu mobil dan melaju untuk segera tiba dirumah. Ia rasa kekasihnya itu akan marah karena ia tak menepati janji namun ia juga tak bisa berbuat banyak, ini semua diluar dugaan.
Doyoung melirik pada arlojinya, pukul 19.40. Ia berpikir untuk membeli sesuatu sebelum pulang, alih-alih membujuk kekasihnya agar tak marah. Yangnyeom chicken , benar, seketika saja makanan itu muncul dibenaknya. Maniknya kesana kemari mencari hal yang dituju.
18.000 won ia rogoh dari sakunya, yangnyeom sudah ditangan. Seketika berbalik menuju area parkir, Taeyong menelpon ...
"Doyoungah, kapan pulang?"
"Ada apa dengan suaramu? Kamu sakit?"
Suara Taeyong yang terdengar berat dan lambat mendadak mengubah ekspresi Doyoung menjadi semakin khawatir,
"Aku tak tahu, badanku dingin sekali. Entahlah, sepertinya aku masuk angin"
"Kalau begitu tidurlah, pakai kaos kaki dan berselimut. Aku di jalan pulang"
"DOYOUNGAAAHH......AAAAAAAA"
"YAAAAK, Lee Taeyong kau baik-baik saja?"
Doyoung setengah berteriak di area pakir, jika ada orang disana mungkin mereka akan mendengar gemaan darinya. "Ah sial" gerutu Doyoung sebelum ia berlari ke mobil.
BRAAAAAKKKK!!!
Chicken milik Doyoung terjatuh bahkan sausnya tumpah, bodohnya ia tidak hati-hati dan menabrak seseorang disana. Hari ini hari yang buruk baginya, bertubi-tubi hal tidak berjalan mulus. Alih-alih kesal 18.000 won melayang, ia justru cepat berlari menuju mobil dan menyalakannya. Untungnya ia bukan orang yang perhitungan, kekasihnya jauh mahal dari ayam, pikirnya.
Tinggal beberapa blok saja, ia akan sampai di apartment Taeyong. Hanya memerlukan tidak lebih dari 7 menit. Doyoung bergegas masuk lift, dan menyambungkan telponnya. Namun nihil, tidak ada jawaban.
Dengan napas sedikit terengah-engah, ia membuka password apartment.
Keduanya sudah terbuka tentang hal apapun, mereka tinggal bersama walau hak milik apartment nya milik Taeyong.
Dengan mata membelalak bak kelinci, Doyoung mencari seseorang dibenaknya. Ia berlari ke beberapa ruangan, namun tidak ada siapapun.
"Doyoungaaaah!" Teriak seseorang dari dalam kamar.
Doyoung berlari membuka pintu, dan dilihatnya Taeyong sedang berjongkok membersihkan driftwood (aksesoris dari kayu alami).
Taeyong menoleh, menyadari Doyoung yang terlihat cemas dengan napas terengah-engah. Ia berdiri dan menghampiri kekasihnya,
"Doyoung, kenapa kau terlihat kelelahan seperti itu?"
Doyoung menarik napas dalam sambil menunduk, ia lega bahwa Taeyong dalam kondisi baik.
"Aku tidak apa-apa Doyoungah"
Taeyong melingkarkan tangannya, menarik Doyoung ke dalam pelukannya. "Aku sungguh baik-baik saja" Ucap Taeyong menenangkan.
Doyoung melepaskan pelukan kekasihnya, mendudukan bokongnya di sudut ranjang,
"Kenapa kau berteriak di telpon tadi? Kau membuatku khawatir".
"Aaahhh, itu bercanda. Maksudku, agar kau cepat pulang" Jawab Taeyong mengekori Doyoung duduk di sebelahnya.
"Lain kali jangan lakukan lagi, aku bisa terkena aritmia"
"Maaf....."
Taeyong mengecup bibir Doyoung tanpa aba-aba dan dengan polosnya. Kekasihnya melemparkan senyuman padanya. Dan mereka berdua tertawa.
"Sepertinya aku memang punya aritmia, setiap kali kau menciumku jantungku berdetak kencang"
"Kalau begitu, aku tidak akan melakukannya lagi"
"Oke, kau cukup menerima saja. Akan aku berikan banyak ciuman padamu"
Doyoung meraba kening dan leher Taeyong, "Kau bahkan tidak dingin sama sekali, kau keterlaluan" Ucap Doyoung sembari berjalan melihat aquarium yang belum 100% sempurna.
"Kau tahu, tadi aku membeli chicken. Namun terjatuh dan berantakan"
"Mengapa membeli chicken? aku bisa membuatnya untukmu" Tanya Taeyong melingkarkan tangannya pada perut Doyoung dari belakang.
"Aku lapar"
Sebenarnya, siapa yang berkata cinta itu buta? Akan kuberikan jutaan ciuman padanya.
Sepasang kekasih yang terkena aritmia itu masih terjaga sampai tengah malam karena menghias aquarium. 1 piring kosong bekas ayam dan 2 botol soju yang jadi saksinya. Salah besar jika mengira mereka menghias dengan tenang, mereka berdebat cukup lama hanya untuk meletakan driftwood.
Dan untuk perihal nama, Doyoung menyerahkan pada kekasihnya. Dimulai hari ini ikannya resmi, mempunyai nama yaitu apel, jeruk, kesemek, pir, kiwi, kubis.
Kalian ingat, bukan?
.
.
.
"We are not fighting, it's been a long time since I've seen Taeyongie. I miss him" - DoyoungTerima kasih telah membaca, vote 💚