Taeyong mengamati beberapa plakat dan hiasan yang berjejer di lemari kaca. Kini maniknya tertuju pada satu hal yang bertuliskan The 90’s Festival Seoul 2019, salah satu event bergengsi yang selalu diadakan setaun sekali di jantung ibukota Korea Selatan. Ia ingat betul banyak musisi terkenal disana dan ia hanya seorang diri dengan Canon Eos kesayangannya untuk membidik demi memenuhi project exhibitionnya.
“Taeyongssi? Mari ikut dengan saya”
Taeyong menoleh dan mengekori wanita setengah baya yang naik ke lantai dua. Wanita itu berhenti di depan sebuah kamar dan berlalu meninggalkan Taeyong. Pintu bercat putih itu ia ketuk perlahan hingga sang pemiliknya mempersilahkan Taeyong masuk.
Doyoung, pria 18 tahun yang sedang mempersiapkan ujiannya terlihat sangat kelelahan dengan mata pandanya yang sayu. Taeyong bisa melihat di balik kaca mata bulat itu.
“Kita lanjut fisika kemarin ya, coba kam…..”
“Kak, aku capek. Istirahat dulu ya”
Taeyong tidak tega hati membiarkan Doyoung yang memelas seperti itu. Ia mengangguk dan membiarkan Doyoung untuk meneguk air dari gelasnya yang masih terisi penuh.
3 menit berlalu, mereka mulai berkonsentrasi belajar. Taeyong membuka bukunya dan melayangkan beberapa soal untuk Doyoung kerjakan namun belum juga ia sodorkan Doyoung sudah terlelap di pangkuan bukunya yang masih terbuka.
“Doyoung…Doyoung…”
Taeyong menepuk bahunya dengan pelan.
Di saat semua temannya berlibur di akhir pekan, Doyoung tetap harus menghabiskan waktunya dirumah dengan setumpuk soal dan bertemu gurunya. Ia hanya beristirahat jika lewat pukul 12 malam, dan berulang setiap hari. Tak ada istirahat.
Alih-alih membangunkannya, Taeyong justru menyenderkan kepalanya dimeja agar sejajar dengan Doyoung. Ia menatapnya, memperhatikannya. Rambut Doyoung sangat halus dan hitam. Mata nya yang bulat seperti kelinci bahkan saat tertidur. Bibirnya pasti manis jika ia tersenyum.
Dikediaman itu Taeyong hanya mengagumi pria dihadapannya. Ia mencoba mendekati dan membuka kacamata bulatnya, sangat hati-hati agar Doyoung tak terbangun. Jari Taeyong meraba bibir Doyoung yang kemerahan. Matanya masih memandangi keindahan Doyoung, ia pejamkan mata dan mendekatinya namun sedetik kemudian ia mundur kembali, Taeyong ingin melakukannya namun tak bisa. Batinnya bergejolak. “Ini tak benar”.
Taeyong mengusap wajahnya, menghela napas dalam.
“Mengapa kau melakukannya?” Kata Doyoung dengan matanya yang bertanya-tanya. Ia tak berganti posisi namun ia bangun dan menyadari.
Taeyong menelan salivanya, kaget dan terdiam.
“Kurasa kau bermimpi. Ayo kita lanjutkan belajar, aku tak mau kau dapat masalah”
“Kau mau menciumku?”
“Ssst…jika ibumu dengar kau akan dimarahi”
Taeyong gelapan, membuka bukunya dengan tergesa sementara Doyoung menegakkan tubuhnya dan mengambil kaca matanya kembali.
“Kau bahkan melepaskan kacamataku”
“Kim Doyoung…lupakan saja”
Maniknya bertemu dan mereka terdiam.
“Aku tak mau”
“Apa yang salah denganmu?
“Aku juga tak ingin kau melupakan yang satu ini.."
Doyoung melepas kacamata yang Taeyong pakai, dan menarik wajah Taeyong kehadapannya. Tanpa aba-aba ia mengecup lembut bibir Taeyong yang tipis, jemarinya menyusuri rambut hitamnya. Dan Taeyong merespon.
Ia saling melumat. Rahang Doyoung mengeras. Doyoung tak menyukai ke mana semua ini akan tertuju. Pikiran kalau Taeyong mungkin tidak bisa terus bersamanya membuat Doyoung takut. Tetapi ia hanya ingin melakukannya untuk kali ini saja.
Jantung keduanya berdebar, saling bergumam bahwa ini adalah kesalahan. Namun Doyoung benar-benar menginginkannya setelah ia menerobos halangan diantara Taeyong dan dirinya. Sambil menutup mata dan pikiran kalau ini tak benar, Taeyong mencium balik. Lidah mereka bersentuhan dan menyatu.
Bibir Doyoung mencium bibir Taeyong, dan kali ini lebih pelan, lebih tenang.
Saat Doyoung mengambil napas, Taeyong menarik dan memeluk Doyoung erat.
“Aku akan ada untukmu”
.
.
.
Taeyong saying Dotae and Doyoung saying YongYoung - on Vlive June (Doyoung-Jungwoo eps) all of a sudden Taeyong appears and joins.NCT 127 WILL COME BACK ON 17TH SEPTEMBER. SAVE THE DATE!!!