1.VioNa

729 196 44
                                    

Haii guys jadi saya ganti alur cerita VioNa, karna saya ngerasa ceritanya masihh banyak typo ygy dan juga mungkin kurang menarik, mungkin buat reader lama tau kalo ceritanya kurang greget apa gimana ya, jadi saya ganti alur. Buat pembaca baru sama pembaca lama. Selamat membaca yah sayang-sayangku.

***

Ini adalah kisah yang baru dimulai dan berakhir dengan tragis. Kisah awal dari kehancuran seorang gadis rapuh yang haus akan kasih sayang orang tua, gadis yang selalu berharap kebahagiaan menghampirinya sekali saja. Dan juga kisah laki-laki arogan yang hanya mementingkan diri sendiri.

Kisah cinta yang diawali dengan permainan, dan diakhiri dengan permainan takdir.

Naufal yang bucin tapi ternyata.... Simak aja ygy.

Viona adalah gadis labil dan polos, dipertemukan dengan Naufal laki-laki yang bersifat dingin dan kasar. Sangat berbanding terbalik dengan sikap Viona bukan? Bagaimana Viona harus menghadapi sikap Naufal?.

Inilah adalah kisah Viona Larasati dan Naufal Xiver Bagaskara.

***
Panasnya matahari tak membuat siswa-siswi baru di SMA Merpati hilang semangat, hari ini adalah awal MPLS (MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) bagi siswa-siswi baru.

Keringat sudah membasahi pelipis mereka, sedangkan suara arahan dari atas podium utama semakin keras.

"MASIH SEMANGAT UNTUK MENGIKUTI MPLS?" tanya nya dengan suara keras agar kedengaran sampai barisan belakang. Banyaknya murid baru disini sudah biasa pasalnya SMA Merpati ini adalah SMA terfavorit di Jakarta tak banyak yang bisa masuk kesini. Kecuali mengandalkan kepintaran, orang dalam, dan uang, sudah biasa SMA disini melakukan penyogokan padahal hal ini sangat bertentangan dengan pemilik asli SMA Merpati.

"SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGAT!" teriak balasan membara dari semua murid, membuat ketua osis itu tersenyum.

"Baiklah saya akan memberikan kalian waktu istirahat, dan gunakan lah waktu istirahat kalian untuk hal yang berguna, misalnya makan, minum, ke toilet, dan jangan lupa buat cewek-cewek cantik disana untuk mencintai saya" ucapnya dengan kekehan.

Candaannya disambut baik oleh semua orang, ada yang berseru tak terima dan banyak lagi.

"Harusnya bagi dua dong!" teriak laki-laki yang mengenakan pakaian SMP yang acak-acakan. Teriakannya justru membuat semua orang bersorak.

Kegiatan MPLS ini berjalan dengan semestinya.

***

Suara riuh dari kantin sangat berisik karna banyaknya murid yang mengantri makanan.

Sedangkan dimeja pojok terdapat dua perempuan yang sedang berbincang dengan tawa disela-sela perbincangan mereka.

"Berisik banget sumpah" keluh seorang perempuan dengan wajah ditekuk. Ia sangat tidak suka keramaian pasalnya bau keringat yang bercampur membuat perutnya bergejolak.

"Namanya juga orang kelaparan, nanti Felo juga kayak mereka kalo ngantri makanan berisik, pasti juga Felo akan teriak-teriak kayak orang utan" kekehnya membuat perempuan dihadapannya semakin menekuk wajahnya dengan kesal.

"Ishh nyebelin" gerutunya. Namanya Felora Aditama perempuan galak dan banyak omong ini adalah sahabat satu-satunya Viona, Viona yang tak mudah berbaur dipertemukan dengan Felo yang sangat ramah dan mudah akrab dengan seseorang, membuat Vio iri Felo sangat mudah berbaur sedangkan dirinya pendiam, hanya dengan Felo lah ia banyak bicara.

Vio dan Felo adalah sahabat dari SMP.

Suara gaduh dari arah pintu kantin membuat pusat perhatian mereka teralihkan disana terdapat empat laki-laki yang mengenakan pakaian acak-acakan, tindik ditelinga, membuat aura bad boy mereka semakin besar.

Pekikan tertahan dari perempuan-perempuan didalam kantin membuat Vio mengerenyitkan keningnya, ada apa? Pikirnya bingung. Apa karna kakak kelas mereka itu tampan? Atau ntahlah.

"Vi" senggol Felo di lengan Vio, pasalnya dari tadi ia memanggil Vio, tetapi Vio masih asik dengan pikirannya.

"E-ehhh kenapa Fe?".

"Abisin makanannya, kalo udah selesai kita bisa cepat-cepat pergi dari sini, auranya ga enak" cicit Felo pelan takutnya ada orang lain yang mendengar percakapan ia dan Vio.

"Ohh i-iya" jawab Vio dengan cepat, Vio dengan buru-buru memakan bakso pesanannya, dari tadi jantungnya berdegup dengan kencang.

Brak!

Suara tendangan meja membuat semua pasang mata menatap kearah sumber suara. Bisa mereka lihat salah satu dari keempat laki-laki nakal tadi menginjak tangan siswa yang sudah bergetar ketakutan.

Pandangan Vio jatuh kearah bawah, raut terkejut diwajah Vio sangat kentara. Laki-laki yang sedang dibully itu adalah Edgar, salah satu teman Vio yang mendapat beasiswa di SMA ini. Seperti ada sebuah magnet kaki Vio dengan sendirinya bergerak kearah sana berniat membantu Edgar dari jeratan manusia yang sama sekali tidak punya perasaan.

Felo yang melihat Vio melangkah dan dengan cepat pula ia menarik tangan Vio kebelakang. "Jangan Vi, mereka bahaya." larang Felo yang sudah ketakutan.

"T-tapii Edgar sepertinya membutuhkan bantuan" lirih Vio, ia dan Edgar sama. Sama-sama orang yang tidak mampu, atau bisa dibilang orang yang tidak berpunya.

"Dengan lo ngebantuin Edgar, yang ada kak Raka bakalan nge-bully Edgar lebih parah" jelas Felo membuat Vio menghentikan niatnya, matanya sudah berkaca-kaca melihat Edgar yang sudah kesakitan.

"Ini anak beasiswa kan?" Tanya Raka keteman-temannya.

"Yoii bro, sih miskin" ejek Devan.

"Sebenarnya sekolah ini harus bersih dari hama kayak lo, dan seharusnya siswa-siswi miskin harus dihapuskan karna melanggar hak asasi kekayaan" lanjut Kevan dengan senyum terukir di bibirnya, Kevan adalah kembaran dari Devan setelahnya mereka berdua bertos ria.

Deg.

Jantung Vio berdetak lebih cepat, berarti mereka semua akan terus menganggu murid beasiswa sampai memutuskan untuk pindah dari sini. Vio harus menyakinkan dirinya untuk tidak berurusan dengan keempat laki-laki yang tidak punya perasaan itu.

"Enaknya diapain nih Fal?" tanya Raka dan menoleh kearah laki-laki yang tampak santai menikmati tontonan nya hari ini.

"Tendang!" ucapnya tersenyum miring.

Lagi-lagi jantung Vio bergemuruh mendengar suara datar dan dingin laki-laki tersebut, dan kalo dilihat-lihat sepertinya laki-laki itu yang paling dominan diantara keempatnya.

"Nendang nya gimana tuh?." sahut Kevan seraya tertawa. Tak ada yang bisa membantu Edgar terlepas dari empat iblis nyata itu.

Dengan perlahan kaki Naufal mendekat kearah Edgar, dengan santai Naufal menendang Edgar sampai mengeluarkan darah dari hidung serta mulutnya, perlakuan Naufal membuat semua orang menahan nafas sejenak, tak menyangka Naufal akan sekejam itu.

Setelahnya keempatnya pergi meninggalkan kantin yang masih terjadi keheningan yang melanda. Semua murid tampaknya sudah bisa bernafas dengan lega. Sedangkan Edgar sudah di bantu oleh murid lainnya ke UKS.

Vio menoleh kearah Felo dengan mata yang berkaca-kaca bahkan air matanya sudah siap tumpah. "D-dia siapa Fe? Auranya sangat berbeda dari ketiganya. D-dia sangat menakutkan" bahkan Vio dibuat merinding dan tubuhnya sudah panas dingin.

"Dia Naufal".

***

Guys mohon bantuannya yah kalo typo tandain, okeeee.

Tarik nafas dulu.

Tertanda calon istri Kim Taehyung.

VioNa (RUBAH ALUR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang