28.VioNa

112 49 11
                                    

Felo menatap was-was kedua orangtuanya, yang kini sudah berada dihadapannya. Menatap Felo dengan senyum sumringah serta gelagat yang sangat aneh.

Ia menghela nafasnya dengan panjang. "Ayah sama bunda mau ngomongin apaan sih? Buruan Felo mau sekolah loh" kesalnya dengan wajah yang sudah ditekuk.

Ayah dan bundanya dengan kompak terkekeh. "Aduh yah, anak kamu ini udah gak sabaran lagi nih" kekeh bundanya yang semakin membuat Felo bertambah kesal.

Kini giliran ayahnya yang menatap Felo dengan pandangan yang sulit diartikan. "Ekhem. Anak ayah udah umur berapa?" tanya ayahnya.

Bukannya menjawab Felo malah mendegus. "Masa iya ayah sendiri gak tau umur anaknya" dengusnya kemudian mengangkat tasnya.

Melihat Felo yang ingin segera berangkat keduanya pun memasang wajah yang panik. "Aduh anak bunda kesayangan, jangan berangkat dulu dong, bunda sama ayah belum selesai ngomong" cepat bundanya menahan pergelangan tangan Felo.

Felo memasang wajah sinis dan kembali mendudukkan dirinya. "Buruan, sepuluh menit Felo tinggal".

"Bunda sama ayah udah sepakat jodohin kamu sama anak temen ayah" ucap ayahnya dalam satu tarikan nafas.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik.

"Hahaha, bunda sama ayah ngelawak?" tawa Felo pecah. Diikuti sang bunda dan ayah, mereka bertiga tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha bunda serius" ucap bundanya seraya meredakan tawanya.

Ayahnya mengangguk seolah menyetujui ucapan bundanya.

"Yang bener yah?" beo Felo merasa tak percaya.

"Iya beneran" santainya, kemudian mengusap rambut panjang anak sulungnya. "Ayah sama temen ayah udah ngerencanain ini dari jauh-jauh hari".

Badan Felo merosot tepat dibawah kaki ayah dan bundanya. "Jika itu anak tunggal kaya raya. Maka saya Felora Aditama menyetujui perjodohan ini ayahanda dan bunda ratu" ucapnya dan membawa sebelah tangannya didada.

Ayah dan bundanya kompak menunduk, menyentuh kepala Felo dengan lembut. "Anakku kau tidak akan langsung menikah, tetapi bertunangan dahulu. Seperti yang kau katakan tadi dia memang anak tunggal kaya raya" jawab ayahnya, bahkan bundanya mengangguk dengan penuh keharuan.

Felo mengangguk. "Baiklah ayahanda dan bunda ratu. Aku akan mengikuti perintah kalian" ucapnya dan dengan cepat menyambar tasnya yang berada disofa. Mengambil tangan ayah dan bundanya untuk disalimi.

"Felo berangkat!" ucapnya dan kemudian hilang dari pandangan.

Ayah dan bunda Felo berpelukan layaknya teletubbies, kemudian melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil. "Anak kita sudah dewasa yah" lirih bundanya.

"Iya bun, anak kita sudah dewasa. Mau nambah lagi gak?" tanya ayahnya kemudian menyengir.

"Enggak, aku gak mau nambah lagi. Kamu aja yang hamil kalo mau" kesalnya dan melepaskan pelukan dari suaminya secara paksa.

VioNa (RUBAH ALUR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang