Tidak terasa sudah tiga minggu Vio bersekolah disini, tentu saja hari-harinya tak luput dari perintah Naufal, Naufal tentu saja merasa senang, semua keinginannya terpenuhi semua oleh Vio.
"Vio" panggil Naufal, Vio memutar bola matanya malas, pasti laki-laki itu mau menyuruhnya lagi.
Dengan senyum paksaan Vio mendekati Naufal. "Ada yang bisa saya bantu tuan Naufal" ucap Vio lembut, tapi wajahnya yang terpaksa sangat kentara.
"Muka lo" peringat Naufal.
"Hemmmm" Vio nerubah reaksi wajahnya.
"Beliin gue bakso, gak pake mie, gak pake kecap, gak pake saos, gak pake timun, gak pake seledri" perintah Naufal berbelit-belit membuat Vio meradang.
"Tinggal bilang mau bakso bening aja apa susah nya sih" dengus Vio, membuat ketiga teman Naufal meledakkan tawanya.
Vio yang merasa diledek habis-habisan segera pergi dari sana, meninggalkan keempatnya yang asik bertos ria.
"Parah lo Fal, kasian anak orang hahah" ucap Devan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sejak kapan lo ada rasa belas kasihan" ejek Kevan membuat Devan berdecak.
"Gue suka raut wajahnya yang merah nahan amarah" ucapnya di sela-sela tawanya.
"Lo suka dia Fal, hahha, sih Naufal suka sama cewe polos dan miskin ygy" hina Raka tersenyum miring.
"Lo tau selera gue Rak, gak mungkin gue suka sama cewe cupu modelan dia, gue cuman suka sama wajah dia yang ketakutan natap gue, seperti anak kecil" ucap Naufal, walaupun ada sedikit keraguan dihatinya ketika ia mengatakan hal itu.
Tanpa mereka semua sadari, sebenarnya sedari tadi Vio sudah berdiri didepan pintu mendengar percakapan mereka semua, harusnya dari awal Vio harus sadar diri tak mungkin Naufal mau padanya yang banyak kekurangan ini. Dan harusnya ia tak berharap kepada laki-laki bajingan yang tak punya hati.
Vio menarik nafasnya dalam-dalam mencoba biasa saja, dengan perlahan kakinya memasuki gudang belakang sekolah yang sangat bersih, bahkan cat tembok nya tak pudar, ruangannya juga tak kotor, seperti setiap hari dibersihkan.
Keempatnya mengalihkan pandangannya kearah pintu yang di buka, Naufal sedikit tersentak melihat kehadiran Vio, ntahlah hati Naufal tak tenang, bahkan ia merapalkan doanya agar Vio tak mendengar ucapan nya barusan.
Tanpa banyak kata Vio meletakan bakso dan air mineral dingin kehadapan Naufal. "Duluan kak" pamitnya, dan dengan segera ia meninggalkan ruangan itu.
Naufal menyadari tingkah Vio yang berbeda, membuat hati sedikit merasa....
Gelisah.
Vio melangkahkan kakinya menyusuri koridor, tempat yang akan ia tuju adalah perpustakaan, ia ingin menemui Felo dan Edgar yang sedari tadi sudah menunggunya.
Langkah kecil Vio menuju tempat dimana Edgar dan Felo belajar, ahh lebih tepatnya Edgar yang belajar, sedangkan Felo hanya menumpang wifi perpustakaan.
"Vi" panggilan dengan nada berbisik membuat Vio mengalihkan pandangannya. Edgar melambaikan tangan nya agar Vio segera menghampiri ia dan Felo.
KAMU SEDANG MEMBACA
VioNa (RUBAH ALUR)
Random[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kisah cintaa seorang VIONA LARASATI DAN NAUFAL XIVER BAGASKARA. Laki-laki galak yang sialnya sangat bucin seperti Naufal Xiver Bagaskara dipertemukan dengan gadis polos seperti Viona Larasati. "Vi kamu tahu gak kenapa...