Bukkk...
Suara hantaman kayu mengenai kepala lawannya sampai mengeluarkan darah, bukannya merasa bersalah ia malah menyunggingkan senyumnya, membuat siapa saya yang melihatnya ngeri, seharusnya mereka harus berpikir berkali-kali untuk mencari masalah dengan nya.
"Sih Naufal dibiarin malah ngelunjak, stop anjing, dia bisa mati!" kesal Raka melihat Naufal kembali ingin melayangkan kayu tadi kelawan nya.
Naufal mendengus merasa kurang setuju. "Gue belum puas".
"Lo mau bunuh dia?"bkekeh Devan membuat Naufal terkekeh, ia menatap lawannya yang sudah tak sadarkan diri.
"Kalian terlalu bersemangat kawan" sahut Kevan seraya berdecak melihat kekacauan ini.
Raka menganggukkan kepalanya setuju, melihat semua lawan mereka tumbang. "Patut dirayakan sih" ucapnya tersenyum miring dan menatap kearah teman-temannya yang mendengus, laki-laki itu tak bisa kah pikirannya itu jernih sedikit.
"Minuman sama cewe mulu, yang ada dipikiran lo" ketus Kevan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sudut bibir sexi gue berdarah ygy" kesal Devan seraya mengelap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.
"Cabut kuy, ngeri gue kalo harus berurusan sama polisi lagi" ajak Raka ke teman-temannya.
Tawuran. Satu kata yang pastinya sudah sering terdengar, sudah biasa bagi mereka berempat untuk mengikuti tawuran, bahkan keluar masuk kantor polisi pun mereka sudah sangat sering.
Mereka tak pernah ada kapoknya meskipun terkadang mereka harus mendapatkan luka di sekujur tubuh, tentu saja itu tak akan membuat mereka berhenti ataupun kapok.
Keempatnya menaiki motor sport mereka masing-masing meninggalkan kekacauan ini begitu saja.
Tentu saja setelah ini mereka akan kembali ke sekolah tak peduli walaupun sudah jam pelajaran.
***
Naufal mengedarkan matanya dikantin mencari sosok perempuan yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini, lagi pula perempuan itu sudah sah menjadi budaknya, dan sekarang Naufal membutuhkan perempuan itu untuk ia suruh-suruh.
Suasana kantin sudah lumayan sepi, membuat Naufal berdecak dengan kesal, perempuan itu sudah berani-beraninya membuat Naufal menunggu.
Dengan langkah lebar Naufal mulai menyusuri koridor sekolah, berharap segera menemukan perempuan itu.
Kaki Naufal berhenti tepat dikelas 10 IPA¹ mata tajam miliknya menelisik keseluruh kelas, mencari Viona Larasati.
Tentu saja kedatangan Naufal membuat suasana kelas itu mencekam dan berubah menjadi keheningan yang melanda.
Merasa pencarian nya tak membuahkan hasil, ia menarik kerah laki-laki yang ada dikelas itu membuat nya gemetar ketakutan. "A-ada yang bi-sa sa-ya bantu kak" ucapnya terbata sungguh tatapan mata Naufal yang tajam membuat nyalinya menciut.
"Vio mana?" tanyanya kasar.
"Vio gak sekolah kak" cicit nya.
"Kok bisa sih?" kasarnya dan mendorong laki-laki tadi sampai tersungkur dilantai.
"Mana saya tau kak, kok tanya saya" ucapnya, setelahnya ia mengatupkan mulutnya rapat-rapat merasa salah bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
VioNa (RUBAH ALUR)
Random[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kisah cintaa seorang VIONA LARASATI DAN NAUFAL XIVER BAGASKARA. Laki-laki galak yang sialnya sangat bucin seperti Naufal Xiver Bagaskara dipertemukan dengan gadis polos seperti Viona Larasati. "Vi kamu tahu gak kenapa...