🔸17.

265 35 6
                                    








🍒







Kriet!!

Pintu tersebut di buka. Tampil sosok Sehun setengah dari tubuhnya. Memandang ke sekitar ruangan. Namun yang di carinya tak kunjung ada. Dan hanya menemukan setumpuk berkas laporan di meja gadis itu. Sehun menggeleng.

Apa yang dia lakukan seharian, sampai harus meninggalkan pekerjaannya begini?

Apa dia sudah bosan kerja?

Atau,

Dia sengaja karena kejadian kemarin?

Ck!!

Sehun melangkah masuk. Berjalan ke arah meja Sohyun. Ingin sekali marah, karena setengah dari laporannya belum ada yang terselesaikan.

Shit!!

Apa harus dia juga yang menyelesaikan semua ini?

Ke mana gadis itu?

Selain menyebalkan, bikin repot saja!

Sehun meraih telepon kantor. Menekan tombol-tombol yang terdiri dari beberapa angka. Setelah cukup, ia pun menyematkan gagang teleponnya di telinga. Tentu saja, ia menelpon Jisun managernya.

"Ya, halo~ dari Eternal oh Group. Ini dengan siapa?"

Sahut Jisun secara formal melalui sambungan telepon. Mengira salah satu nasabah.

"Mana Sohyun?"

Hah?!

Tanpa berbasa-basi, Sehun bertanya to the point. Membuat Jisun kontan menyentuh mulutnya.

"Pak Sehun?"

Sebutnya, bertanya kembali.

"Aku tanya, di mana Sohyun? Kenapa dia ninggalin ruangan tanpa menyelesaikan pekerjaannya?"

Ulang Sehun. Intonasinya naik satu oktaf.

Mulai marah, karena telah lama menunggu jawaban. Dahi Jisun mengernyit. Sementara dia sendiri tidak tau ke mana perginya Sohyun. Harusnya gadis itu berada di ruangan Presdir sekarang kan? Ini justru malah menghilang di saat Sehun tiba.

Duh, tamatlah sudah.

"Mmm... Maaf pak, setau saya.. tadi Sohyun memang ada di ruangan bapak"

Jawab Jisun ragu-ragu.

Peraktis bibir Sehun tersenyum. Bukan senyum bahagia atau senyum manis, akan tetapi mendeskripsikan bahwa dia sedang menahan emosi yang siap meledak kapan saja atas jawaban Jisun barusan.

"Setau kamu ya... Ok. Dan kalo memang dia ada di ruangan saya, saya gak akan nanya ke kamu!"

Tut! Tut!

Sambungan telepon terputus. Sehun yang memutuskan duluan tanpa banyak bicara lagi. Pria itu mengusap kasar dagunya, kemudian melirik tumpukan map yang masih berserakan di atas meja Sohyun.

"Sial!"

Umpatnya kasar.

Tiba-tiba pintu di ketuk. Mata tajamnya beralih.

"Masuk!"

Titahnya tegas.

Pintu ruangan terbuka, hanya dengan celah sedikit. Menampakkan sosok seorang wanita dengan gaya khasnya yang begitu seksi. Berlenggang masuk di sertai senyum sumringah. Wangi parfum mahal pun tercium menyengat.

Sehun merenggangkan kedua tangannya. Menanti sebuah pelukan dari sang wanitanya, Seulgi. Tampaknya wanita itu baru pulang dari acara show. Dengan wajahnya yang lelah, ia pun menghambur pelukan ke tubuh Sehun. Begitu nyaman ia rasakan saat kedua tangan Sehun mendekapnya.

Don't Heart Me { Revisi } ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang