🔸3.

370 55 5
                                    







🍒





Luhan menghentikan mobil sportnya di depan sebuah club mewah. Tempat biasanya nongkrong bersama teman-temannya. Ia bergegas keluar dari mobil. Mengulurkan satu tangannya sambil mempersilahkan Sohyun turun.

Sedikit ada keraguan, Sohyun memberikan tangannya kepada Luhan. Gadis itu tertegun saat menatap gedung putih menawan di hadapannya. Mereka memasuki Club. Berjalan sembari Sohyun menggandeng lengan Luhan.

Setibanya di dalam. Mata bulat Sohyun berkeliaran di setiap sisi ruangan. Ia tampak tidak nyaman berada di sana. Bayangkan saja, dentuman musik dj yang mengalun keras. Bau alkohol yang begitu tajam. Serta aroma parfum mahal yang berasal dari para pengunjung lainnya. Membuat Sohyun tidak tahan dan ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Lalu tidur.

Sohyun mendengus kasar. Menyesal karena sudah mengiyakan ajakan Luhan makan malam jika tau tempatnya seperti itu. Ia pikir Luhan akan membawanya makan malam di sebuah cafe atau tempat lesehan yang biasa mereka datangi.

Ah, vicks! Ini menyebalkan!

"Ayo!"

Ajak Luhan. Pria itu menarik lengannya setelah menunjukkan kartu VVIP pada kasir. Dengan pasrah Sohyun mengikuti langkahnya. Entah Luhan akan membawanya ke mana lagi.

Mereka tiba di lantai enam. Luhan menuntunnya menuju ke sebuah pintu berwarna gold. Yang Sohyun tidak ketahui itu ruangan apa. Mungkin tempat berkumpulnya para tamu elit. Pikir Sohyun dalam hati. Mereka berhenti di depan pintu tersebut.

Luhan memasukan kartunya. Kemudian menekan beberapa nomor pin. Pintu terbuka secara otomatis. Mereka berdua pun segera masuk. Di ruangan itu teman-teman Luhan sudah menunggu. Salah satu dari mereka menyadari kehadiran Luhan yang sedang menggandeng seorang gadis. Itu Kai, pria yang memiliki kulit eksotis. Ia menghampiri Luhan.

"Akhirnya... Yang di tunggu-tunggu datang juga. Welcome to our room my brother"

Sambutnya sambil merenggangkan kedua lengannya. Dua pria itu saling mengurai peluk. Memberi salam tos yang sudah menjadi ciri khas mereka saat bertemu. Sohyun hanya diam memandangi. Sampai Atensi Kai beralih ke arahnya. Mata Sohyun membulat. Sementara Kai menautkan alisnya secara bersamaan.

"Wah.. wah... Siapa gadis cantik di sampingmu ini, tuan Xiao?"

Yang akhirnya Kai bertanya penasaran. Pasalnya Sohyun memang cantik malam ini dalam balutan gaun merah maron.

Luhan mengulas senyum kecil. Ia mendorong pelan tubuh Kai dan melewatinya. Membuat pria berkulit eksotis itu mendelik tak terima. Luhan mengabaikannya?

Ck! Benar-benar deh.

Kai menatapnya jengah. Sedangkan Luhan sangat antusias ingin mengenalkan Sohyun di depan semua teman-temannya. Mereka harus tau bahwa Sohyun hanya miliknya seorang.

"Guyss... Kenalin. Ini Kim Sohyun, calon tunangan ku"

"Hey.."

Cicitan kecil dari Sohyun terputus saat Luhan meremat jemarinya. Seolah Luhan menginteruksi harus diam dan tidak perotes apapun. Sohyun menurutinya.

Pria jangkung yang duduk di tengah sofa telah beranjak.

"Park Chanyeol, panggil saja dokter Park"

Ujarnya sambil mengulurkan tangan ke arah Sohyun. Sohyun membalas uluran tangannya, kemudian menyebutkan namanya.

"Sohyun"

Chanyeol mengukir senyum. Ia terpesona saat matanya bersitatap langsung dengan manik hitam milik Sohyun.

Don't Heart Me { Revisi } ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang