🔸21 .

235 41 9
                                    








🍒





"cepat sembuh sayang~"

Cup!

Sehun melengos. Muak, mendengar ucapan suport dari mulut Sohyun untuk sang kekasih, Luhan. Sangat romantis di sertai kecupan kecil sebagai akhirnya.

Kini mereka tengah berada di rumah sakit. Tepatnya di ruang inap Luhan. Tatapan sendu tiada henti serta air mata. Yang mengharapkan keajaiban dari Tuhan untuk kesembuhan pria itu dari sakitnya.

Tangannya yang dingin dan lemas di letakan di pipi gadis itu. Sekedar melepas rindu sejak ia koma dua hari yang lalu.

Tab!

Sebuah tangan mendarat lembut di punggungnya. Di mulai dari usapan kecil, untuk memberi ketenangan.

"Dia pasti kuat ,nak"

Kata Elisa kemudian. Sohyun mengangguk.

"Iya, aku juga yakin dia pasti kuat tante. Dan aku selalu berdo'a kepada Tuhan, agar Luhan cepat sadar dari komanya"

Yang mulanya usapan kecil, berubah jadi rangkulan. Elisa sangat menyayangi Sohyun. Pertama kali Luhan mengenalkan padanya, Elisa selalu merengek pada puteranya. Bagaimanapun caranya Sohyun harus menjadi menantunya.

Dan kini, kesempatan itu ada.  Namun Tuhan berkehendak lain. Untuk sementara mereka di beri ujian terberat. Harus sabar menghadapi dan menunggu. Walau kemungkinan kecil, harapan itu akan ada.

"Luhan sangat mencintai kamu, nak. Dia gak mau kehilangan kamu"

Lanjut Elisa.

"Bukan hanya Luhan Tante, akupun juga begitu. Aku gak mau kehilangan Luhan. Bahkan aku mengharapkan dia cepat sadar, dan setelah itu kita segera melangsungkan pernikahan"

Sahut Sohyun sambil memeluk tubuh Elisa. Sudah seperti ibu kandungnya sendiri.

Gret!!

Sementara Sehun yang berdiri di belakang mereka. Diam menyimak, namun geram mendengar. Telinganya terasa panas, serta dadanya begitu sesak.

Semoga saja cepat mati!

Umpatnya jengkel dalam hati.

"Oh ya tadi saudara tante datang, dia jenguk Luhan sekalian bawain makanan. Kalian mau makan?"

"Nggak usah tante. Buat tante aja, kasihan kalau kita juga ikut makan"

Sohyun menolak. Merasa tidak enak hati dan tidak seharusnya merusui makanan calon mertua.

"Nggak apa-apa sayang... Nanti tante bisa suruh beli sama supir tante di depan. Kalau Sehun?"

Elisa menengok ke belakang. Tepat ke arah Sehun. Pria itu menggeleng, ikut menolak dengan alasan yang sama.

"Ayo sedikit saja"

Rangkulan Elisa terlepas. Wanita itu beralih ke rantang yang berada di atas nakas. Melihat Elisa yang antusias mengharuskan Sohyun untuk mencicipi makanan tersebut. Bubur ayam serta sup gingseng untuk menambah stamina tubuh.

Dan Sehun?

Pria itu tetap tidak bergeming.

Saat Sohyun sedang makan, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia segera meraih dari dalam tasnya. Menatap layar ponselnya, sontak kelopak matanya melebar.

"Tante, sepertinya saya harus pulang. Maaf"

Sohyun menyimpan kembali ponselnya. Segera berdiri, lalu berpamitan sebelum pulang. Sehun yang melihat hal itu juga ikut berpamitan. Tidak ingin membiarkan Sohyun pulang sendirian.

Don't Heart Me { Revisi } ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang