🍒
"Sohyun...?"
Wanita itu kembali ke dapur, memanggil puterinya. Namun sosok tersebut tidak ada di sana.
Kemana dia?
Merasa khawatir, ia segera mencari ke setiap tempat. Bahkan bertanya pada para pelayan.
"Bina.. liat Sohyun?"
"Nggak, nyonya"
Duh!
Tidak putus asa, Diana terus mencari. Sampai pada akhirnya dia menemukan jam tangan bertali cokelat. Yang ia yakini bahwa itu milik Sohyun, puterinya. Karena dia sempat melihat gadis itu memakainya saat di cafe tadi.
"Nyonya..."
Panggil seseorang dari arah belakang. Diana menoleh. Ternyata tukang kebun yang biasa merawat tanaman di halaman rumah mereka.
"Iya pak?"
"Tadi saya lihat nona-nona masih muda berjalan ke arah pintu gerbang sambil nangis"
Ujarnya sontak membuat Diana terbelalak.
"Itu pasti Sohyun"
Batinnya bergumam.
"Kayaknya yang dateng dengan nyonya tadi"
Astaga, betulkan!!.
"Tapi kenapa dia menangis?"
"Saya juga kurang tau, Nya. Tapi sebelum pergi... Saya juga sempat liat den Sehun bertemu dengannya"
Sehun?!
Kedua alis Diana menyatu. Matanya melirik cup cake yang baru saja di buatnya dalam genggaman. Mengingat sikap Sehun yang tak ramah padanya. Dia yakin Sohyun pasti kena imbasnya. Bibirnya tersenyum sumbang tanpa makna.
"Maafin, mamah nak"
❄️❄️
Keesokan harinya. Kantor Eternal Oh Group, pukul tujuh pagi. Di mana aktivitas para karyawan staff mulai terlihat. Yah, bisa di katakan mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Lain halnya dengan Sohyun, yang sedari tadi duduk di ruangannya sambil menunggu kedatangan seseorang. Tidak perlu di jelaskan lagi, tentunya kalian sudah tau.
Menunggu bukan berarti dia berharap, namun ada kepentingan lain yang harus di selesaikan. Fisik yang lelah, hati pun ikut lelah. Sejak semalam dia sudah memikirkannya berkali-kali. Tekadnya sudah bulat. Jika ingin terbebas, maka dia harus mengakhir semua ini.
Klek!
Pintu ruangan di buka. Mata gadis itu melirik. Menampilkan sosok lelaki angkuh yang sudah biasa dia hadapi setiap harinya. Langkahnya selalu elegan, semakin dekat dengan keberadaan dirinya.
Deg!
Meski dag dig dug, Sohyun berusaha untuk tenang. Di bilang takut? Tidak usah tanya. Karena kejadian kemarin, hingga sekarang ini hatinya tidak pernah tenang sedikit pun. Selalu gelisah.
Lelaki itu tiba di tempatnya. Menarik kursi, lalu duduk dengan santai. Bahkan mengabaikan kehadiran Sohyun yang sudah dari tadi menunggunya.
Seperkian detik, lantas gadis itu berdiri. Melangkah maju dengan sangat hati-hati. Membawa sebuah amplop putih, dan tak lupa merapalkan do'a dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Heart Me { Revisi } ✔️
FanfictionKenangan itu memang indah, apalagi saat bersama orang yang sangat kita cintai. Namun siapa sangka sebuah kenangan akan membawa Kim Sohyun dalam kesengsaraan. Di pertemukan kembali dengan masa lalu. Mengundurkan diri dari pekerjaan, menderita, lalu h...