🔸29. (DMH)

164 35 3
                                    







🍒





Klek.

"Ini betul-betul sulit di percaya"

Jisun. Wanita itu baru saja masuk ke dalam ruangannya sembari membawa selembar kertas di tangannya. Yang merupakan surat pengunduran diri milik Sohyun.

Langkahnya mengitari tempat duduk gadis itu. Kemudian membungkuk, tepat ke arahnya.

"Kamu tiba-tiba resign, kenapa?"

Pertanyaan yang cukup membuat Sohyun tersentak. Lalu mengubah rautnya Menjadi seperti semula.

"Itu sudah menjadi keputusan saya, dan saya pikir Presdir sudah jelasin ke ibu?"

Lantas ia menjawab tegas.

Mengharuskan wanita tersebut menarik tubuhnya kembali. Memutar, kemudian duduk.

"Ya, tapi kamu yakin? Mau resign? Sudah di pikirin baik-baik?"

Sohyun tiba-tiba mendekik.

Bukankah hal ini yang di inginkan Jisun? Bahkan dia sangat tidak suka ketika Sohyun berada di sisi Sehun selama menjadi sekretaris pribadinya.

Lalu kenapa dia seperti memberatkan gadis itu mengundurkan diri dari Eternal Oh Group?

Entahlah, yang pasti Sohyun tidak ingin lagi berlama-lama dalam lingkaran tersebut. Lingkaran yang telah lama membuatnya sesak dan tersiksa. Kali ini dia ingin bebas.

Hidup tenang, tanpa usikan dari siapapun termasuk Sehun. Yang merupakan biang utamanya.

"Iya, saya sudah yakin. Dan saya juga sudah memikirkannya baik-baik. Tekad saya sudah bulat. Mungkin hari ini adalah hari terakhir saya berada di perusahaan ini"

Terangnya kembali.

Jisun pun mengerti.

Memang sih, dirinya tidak terlalu suka dengan Sohyun. Bahkan dia merasa iri dengan posisi gadis itu.

Tapi setelah di pikir lagi, tidak mudah mendapatkan sekretaris yang cerdas dan cekatan seperti Sohyun. Dia pun harus menyeleksi dari awal. Jika dia tidak menemukan sekretaris baru yang sesuai dengan kriteria yang di inginkan Sehun, jangan salahkan lelaki itu akan segera memecatnya secara mendadak.

Ah, sial!

Wanita itu menghela nafasnya. Bila memaksa Sohyun agar tetap bertahan juga, percuma! .. Sebab tekadnya sudah bulat untuk keluar dari perusahaan.

"Baiklah, Tapi kamu sudah taukan konsekuensi perusahaan kalo keluar lebih awal sebelum waktunya di PHK?"

Sohyun mengangguk.

"Saya sudah tau, dan saya minta waktu ke Presdir dalam sebulan untuk melunasi pinalti serta dendanya"

Oh?

"Sebulan?"

Dia pikir, dia itu siapanya Sehun minta waktu seenaknya. Sudah keluar pula seenaknya.

Dasar! Bikin susah saja.

Batin Jisun mengumpat.

"Iya, dan Presdir mengizinkan saya. Selama itu saya juga akan berusaha untuk melunasinya"

Cih!

Wanita itu mendecih tidak peduli. Sibuk mengetik, dan fokus ke layar laptopnya.

"Apa saya sudah boleh kembali, bu? Saya ingin membereskan barang-barang saya dari ruangan Presdir"

Don't Heart Me { Revisi } ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang