🔸30 . (DHM)

247 39 5
                                    








🍒





Awal pagi, Sohyun yang sudah rapih dengan kemeja putih di sertai rok hitam span selutut. Tak lupa dengan berkas yang sudah ia siapkan sejak tadi malam dalam paperbag-nya. Keluar dari kamar menuju dapur.

Ini hari pertama baginya setelah keluar dari Eternal Oh Group. Memang sih, kalau di pikir kembali bukan keputusan yang mudah untuk Sohyun. Sudah memiliki pekerjaan tetap dan gaji lumayan besar, di tambah lagi dengan tunjangan lainnya. Siapa sih.. yang tidak ingin berada di posisi tersebut?

Namun sayangnya, Sohyun justru memutuskan untuk resign dari pekerjaannya yang di impikan oleh sekian banyak orang. Bukan karena dia bosan, tapi keadaan yang membuatnya memilih berhenti daripada harus bertahan.

Untuk apa bertahan, jika tidak di hargai;

Untuk apa bertahan, jika di abaikan;

Dan untuk apa bertahan, jika harus mendengar kalimat menyakitkan dari mulut tajamnya.

Shit!!

Alih-alih Sehun. Lelaki itu yang selalu membuat hidup Sohyun tidak pernah tenang sedikitpun. Seperti sekarang ini. Menjadi pengangguran, dan memulai dari awal.

Gadis itu berdecak. Segera meletakan paperbag-nya di atas meja dekat kulkas ketika tiba di dapur. Kemudian memulai aktivitasnya seperti biasa. Namun pikirannya masih saja berkeliaran ke mana-mana.

"Sohyun!!"

Seruan Shiane sukses membuatnya menoleh. Ia pun bergegas keluar dari dapur.

Dua wanita itu menatap ke arahnya. Lalu Shiane mengabaikan, tapi bukan hal yang biasa bagi Yoojung dengan penampilan Sohyun pagi ini. Dahinya mengernyit.

"Kamu pakai hitam putih, kok resmi banget? Kayak mau ngelamar pekerjaan lagi?"

Deg!

Seperti hantaman keras bagi Sohyun. Jantungnya pun dag dig dug tak karuan.

Nampak memang?!

Lantas membuat gerak aktivitas Shiane terhenti. Wanita setengah baya itu mengalihkan fokus pada Sohyun.

"Ah.. i-iya.. hari ini sebenarnya ada peresmian program baru di kantor. Jadi saya harus pake hitam putih. Bukan cuma saya kok, tapi semua"

Tentu saja dia berbohong. Tapi semua itu dia lakukan demi harga dirinya di depan kedua wanita itu.

Jika Shiane atau Yoojung tau dirinya sudah berhenti bekerja, dia tidak bisa jamin mulut keduanya tidak akan mencemoh. Apalagi sampai mereka juga tau bahwa dirinya batal menikah dengan Luhan, si konglomerat yang kaya raya itu. Duh! Tamatlah riwayatmu Sohyun.

Senyum samar terukir, sambil menenangkan detak jantung yang kurang stabil. Yoojung mengangguk meski ada yang janggal. Lalu Shiane melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda dengan acuh.

"Balik lagi ke dapur sana, cepet siapin sarapannya. Aku sudah lapar"

"Baik, Oma"

Sohyun pun bergegas kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Sementara Yoojung masih menatap punggung Sohyun dalam diam.


❄️❄️

Waktu terus berlalu. Terik matahari yang menyengat sampai ke kulit tidak mematahkan semangat Sohyun untuk memasukkan lima berkas di perusahaan yang berbeda-beda. Yah.. siapa tau salah satunya ada yang bisa memberi kesempatan untuk dirinya bekerja. Lokasinya pun tidak ada yang berdekatan, bahkan ada yang hampir melewati batas kota tempat dia tinggal.

Don't Heart Me { Revisi } ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang