🔸4.

366 55 11
                                    






🍒



Eternal Oh Group. Sambil berdiri di depan lift, Sohyun menekan angka tujuh. Angka yang akan membawanya ke lantai paling atas, ruangan Presdir. Pintu lift terbuka secara otomatis. Tumitnya melangkah masuk. Bersamaan dengannya, tangan seseorang menahan di antara pintu sebelum pintunya tertutup kembali. Membuat Sohyun membelalak kaget.

Jantungnya hampir saja copot. Dan sepertinya benar-benar bakalan copot! 😳

Pria itu masuk. Sekilas mata elangnya bersitatap dengan Sohyun, melihat memar merah di pipinya. Hingga kemudian mengacuhkannya. Sohyun terdiam kaku ketika lift mulai naik. Pria yang tengah berdiri membelakanginya itu tidak bicara apapun. Bahkan untuk sekedar menyapa selamat pagi. Kecanggungan membuat nafasnya seolah tertahan. Ia merutuki kecerobohannya.

Harusnya dia bisa lebih teliti lagi sebelum masuk.
Harusnya dia tidak berada di dalam sini dan berakhir satu lift dengan pria ini.

Harusnya...

Harusnya...

Dan seharusnya dia sadar bahwa lift tersebut merupakan lift khusus untuk Presdir. Bukan dirinya.

Oh Sehun Whiraatmaja. Pria dingin yang menunjukkan sikap abai ketika sedang bersamanya. Namun anehnya selalu terlihat ramah di depan banyak orang.

Beginikah caranya balas dendam?
Segitu bencinya kah dia?

Wajah Sohyun terlihat muram. Tetap diam dengan posisinya yang menyudut. Menunggu sambil menatap setiap pergantian angka. Masih lamakah? Batinnya gelisah.

"Laporan yang kamu buat kemarin sudah selesai?"

Hmm?

Sohyun melirik dengan keraguan. Tentu saja dalam benaknya bertanya. Apa Sehun mengajaknya bicara?

Kalau iya. Ini pertama kalinya setelah pertemuan mereka tiga hari yang lalu. Dan sangat nyata, Sohyun mendengarnya dari mulut Sehun.

Karena lama tak kunjung ada jawaban, Sehun berdecak.

"Apa telingamu bermasalah? Kamu gak dengar aku ya?"

Sekali lagi dia berucap. Jelas Sohyun tersentak dan mengubah posisinya menjadi tegap.

"I-iya.. su-sudah ... Selesai.. semua pak eh presdir"

Sial! Harusnya dia menjawab dengan suara tegas. Bukan bergetar seperti itu. Benar-benar memalukan. 
Sehun menaikkan sebelah alisnya, lalu membenahi jasnya meski terlihat tidak berantakan. Pria itu tidak terlalu menanggapi suara Sohyun. Yang terdengar seperti orang gagap.

"Kalau begitu aku ingin liat di ruangan nanti"

Ujarnya tetap tenang. Tanpa menoleh sedikitpun.

Okelah, tidak masalah bagi Sohyun. Toh ia akan terbiasa dengan sikap Sehun yang seperti ini. Dingin dan acuh. Anggap saja dia sudah kebal. Karena bukan hanya Sehun yang menatapnya benci. Tapi sebagian orang juga membencinya termasuk Shiane dan Yoojung. Yang memiliki hubungan darah dengannya.

"Ya"

Jawabnya singkat. Kedua tangannya merengkuh erat tas laptop miliknya.

Suasana kembali hening. Sampai pintu lift terbuka dengan sendirinya. Sehun melangkah lebih dulu. Di sertai dengan langkah Sohyun dari belakang. Mereka berjalan menuju ke ruangan yang sama.

"Selamat pagi, pak"

Sapa seseorang sambil menundukkan kepala. Yang ternyata Jisun, sang manager perusahaan. Senyum tipis tercipta dari sudut bibir Sehun.

Don't Heart Me { Revisi } ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang