59. Dekat, tapi jauh

7.7K 639 267
                                    

Tolong, stay sama aku sampai cerita benar-benar selesai, oke;)

Kalian ingat Velin kan? Jangan tanya kenapa Velin ada di Indonesia bukan Rusia-_-

Spoiler dikit, intinya Velin sebenarnya udah pengen kembali dari lama. Dari awal tahu, kalau dia positif. Bukan positip Corona yah guys, oke skip. Dia kembali ke Indonesia juga dengan perjuangan keras tanpa sepengetahuan orangtuanya. Dia tau rumah Dirga, karena rumah itu masih sama dengan yang dulu. Rumahnya sendiri, udah di jual sama orangtuanya.

Okeh, cukup.

Vote dulu, setelah itu spam coment💛

HAPPY READING

Velin mengikuti langkah Dirga hingga menyaksikan perdebatan kedua manusia itu dari kejauhan. Dia tidak tahu siapa gadis itu, tapi nalarnya  dapat menebak, bahwa gadis itu adalah pengganti-nya. Semuanya sudah sangat jelas dilihat, lewat cara Dirga memandang dan menyikapinya.

Dibawah hujan, Velin melangkah hati-hati kemudian menyentuh bahu Dirga dengan pelan. "Dirga..."

Laki-laki itu memejamkan mata dengan tangan mengepal. Sekarang hatinya sudah bisa membaca, siapa gadis itu sebenarnya. Ini jelas bukan ilusi, seperti sebelum-sebelumnya. Dirga beranjak berdiri, lalu memutar tubuhnya perlahan.

Velin mendongak dan tersenyum penuh keharuan. Dia sudah bergerak, hendak merengkuhnya guna mengobati rasa kerinduan yang mendalam setelah hampir 7 tahun terpisah jarak.  Namun hal itu urung, karena Dirga lebih dulu menahan kedua lengan bahunya sebelum menempel.

Velin meringis tertahan, merasakan lambat laun sentuhan itu terasa seperti cengkeraman.

"D-Dirga. A-Aku Velin, bukan orang lain. Ini aku Dirga, aku kembali untuk kita..."

Dirga memandangnya lurus dengan kemarahan yang terkurung. Demi Tuhan, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Rasanya seperti ingin menghancurkan dunia, namun terhalangi. Ingin berteriak sekeras mungkin, namun terbungkam luka.

Dia tidak akan pernah mengira, awal kembalinya gadis itu membawa kehancuran besar.

Pandangan Dirga turun ke arah perutnya. Sialan! Kenapa perutnya yang buncit itu mengganggu akal pikirannya. Ia mengeraskan rahangnya setiap kali tak sengaja menatap.

"Velin," panggilnya dengan nada formal. Seolah, seperti baru  mengenalnya dan memanggil namanya untuk yang pertama kali.

Velin tersenyum, kemudian mengangguk. "Hm, a-aku Velin. Bidadari kamu, dulu..."

"Kenapa kembali?"

Skakmat. Senyum Velin langsung pudar tergantikan dengan raut getir.  Sesaat, jantungnya berdenyut bagai terhunus samurai panjang. 

Gadis itu mengernyit tak mengerti.
"K-Kenapa?? Bukannya ini, impian kamu? Kamu nggak mau aku pergi kan, waktu itu? K-Kamu, sayang sama aku kan??"

Dirga menatap kelain arah dengan helaan nafas. Bohong, jika dia tidak pernah menantikan kehadiran gadis itu.

"Ya, itu dulu. Sekarang, cinta gue tau dimana rumah-nya. Kepergian lo, udah bukan urusan gue."

Mata Velin memanas, ia kalah kemudian menangis. Namun disisi lain, hal itu tersembunyikan oleh derasnya hujan. "Kamu banyak berubah. K-Kamu, seperti bukan Dirga yang aku kenal."

Dirga memejamkan mata menahan gejolaknya hati yang menyesakan. "Nggak usah sok ngerti seolah-olah lo selalu hidup berdampingan dengan gue. Lo nggak tau lebih dalam, siapa gue. Dia jauh lebih tau, siapa gue." 

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang