48. Takdir cinta

9.4K 843 257
                                    

Biar paham banget, jangan skip setiap deret kata ya;)

Cus~

Vote nya mana dulu dong??

Nahhh, pinter💚

Siapin hati, karena kemungkinan chapter ini, akan jadi yang terpanjang^_^

3700 kata.

HAPPY READING

“Dirga.... Ayo turun Nak, kita makan malam.”

Suara ajakan Tiffany di luar kamarnya, membuat Dirga yang tengah berdiri didepan almari pakaian dan baru memakai celana, menghela samar.

“Kalian dulu.” Setelah cukup lama dalam hening, Dirga pun menyahut.

Emm, Baiklah. Kamu nyusul ya Dirga? Harus beneran.” Pernyataan tersebut, lagi-lagi membuat Dirga menghembuskan nafas.

Hm,” dehemnya singkat.

Semenjak kehilangan calon anaknya, Dirga memutuskan untuk tidak bersikap ketus dan keras kepada Tiffany yang masih terpuruk. Karena hal tersebut, tentu menjadikan Ibu sambungnya itu gembira dan excited untuk lebih memperhatikan serta memperdulikan Dirga.

Dirga tidak mengatakan bahwa dia sudah menerima Tiffany sepenuhnya, sama sekali tidak. Rasa benci itu, tetaplah ada.

Hanya saja, sedikit demi sedikit Dirga sudah tidak lagi emosional dan nethink ketika melihat wajah Tiffany. Ya, walau sikapnya masih sama, dingin dan tidak banyak bicara.

Drrtt! Drrtt!

Ponsel di saku celananya, tiba-tiba bergetar. Menandakan, bahwa ada panggilan masuk.

Halo, bos? Halooo?? Where are you~

“Ada apa?” tanya Dirga to the point. Ia menggeser kembali almari pakaiannya, menutup.

Bangke, lo dimana bos?! Kita udah nungguin dari tadi! Capek nunggu bos!!” teriak Wahyu yang sepertinya jauh, dari letak ponsel.

Dirga meletakan ponselnya, kemudian memakai kaos hitam yang melekat sempurna ditubuh tegapnya.

“Di rumah,” jawabnya lalu datang menghampiri gitar yang tergantung pada tembok.

Lah, lah?! Ngapain masih dirumah, bege?!? Kesini cepet!!

Alis Dirga menukik tajam. Kenapa Wahyu yang sok jadi pemimpin, sekarang?

Tolol sia! Lo pikir lo siapa Yu?? Beres bener nyuruh-nyuruh si bos. Kualat lo Yu, kualat! Siap-siap dicincang aja nanti sama bos Dirga, hihhhh! Merinding gue,”

“Coba ulang,” perintah Dirga dingin.

Mampus lo Yu, mampus! Suruh ulang noh!

Ampun bos, ampun!! Gue cuma becanda, nggak beneran! Suer deh! Gue kan cuma mau lo kesini bos, seru banget nih!

“Males,” balas Dirga berjalan mendekati pintu kaca menuju teras luar, lebih tepatnya balkon kamarnya, dengan membawa gitar.

Hah, males?!? Lo ketua woy!! Gila nih, masa males bos?!

“Besok, gue ke markas.”

Masa nunggu besok sih bos?! Gue__”

Tut Tut

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang