38. Diluar kendali

11.5K 861 174
                                    

Emm, aku mau bilang....,

Eeee, aku...,

Duh, malu banget ngomongnya><
Dahlah, cekidot aja langsung baca;)

Vote dan Coment kalian nomor 1💚

Part panjang banget, sumpah;)

3475 kata.

⚫HAPPY READING⚫

Hari Senin, kembali menyapa. Dibawah langit yang mendung, simpang siur siswa-sisiwi mengisi setiap sudut penjuru gedung sekolah. Masih pagi, namun semua siswa memilih bersiap diluar ruangan untuk melangsungkan upacara bendera jam 7 nanti.

Sekarang, masih memasuki pukul 06:25. Lapangan dipenuhi oleh anggota Osis yang sibuk menyiapkan keperluan upacara, serta anggota PMR yang siap-sedia menjaga semua siswa selama upacara berlangsung.

Didepan gerbang yang terbuka lebar, Alexa barusaja turun dari motor ninja berwarna biru berpadu hitam bersama si pengendara berseragam putih abu-abu dengan semua kancing kemejanya yang terbuka, serta lengannya sedikit tergulung.

Dia Alam. Pagi tadi, tanpa sepengetahuan Alexa, Alam mendadak sudah ada didepan rumahnya. Laki-laki itu keukuh menawarkan tumpangan walaupun Alexa sudah menolak dengan alasan sudah ada Ibunya yang siap mengantar.

Alexa menatap Alam ragu-ragu.
“Makasih, Alam,” ucapnya dengan senyum sekilas.

Alam membalas dengan senyum sendu. Melihat lebam disekitar sudut bibir gadis itu, membuat jati dirinya merasa murka. Kedua telapak tangannya terkepal kuat dengan tatapan menusuk. Dirga sialan!

“Sama-sama,“ balasnya sendu. Alam tak luput dari senyumnya. Gadis itu senantiasa berseri setiap harinya. Hanya dengan memandang wajahnya, relung hatinya terasa damai.

“Aku..., duluan ya?” pamit Alexa dibalas anggukan oleh Alam. Gadis itu membalikkan tubuhnya lalu melangkah memasuki gedung.

Tap! Tap! Tap!

Dilangkah ketiga, Alexa berhenti ditempat. Ia mendengar suara langkah kaki lain dibelakangnya. Karena penasaran, gadis itu menoleh.

Spontan, kedua matanya melebar. Untuk apa, Alam mengikutinya??

Melihat raut penuh tanya diwajah sigadis, Alam tertawa kecil.

“Saya antar,” ujarnya dengan lapang.

Alexa dibuat kicep akan ucapannya. Apa-apaan ini??

“Ngg..., nggak usah, Alam. A-aku, udah biasa kok,” balas Alexa mencoba untuk tersenyum. Kedua matanya memutari sekitar dengan perasaan risih.

“Izinkan saya mengantar, Alexa. takutnya banyak kanibal disini,” ucap Alam santai.

“T-tapi...., Tapi kan, kamu sekolah. K-kamu, bisa telat Lam.” Alexa berkata pelan, berharap bahwa Alam akan segera pergi. Sejujurnya, ia takut jika datangnya Alam berdampak buruk.

“Saya tidak peduli,” keukuhnya.

Alexa menghela samar. Ia tersenyum menatap Alam tanpa bersuara. Lalu, gadis itu membiarkan Alam melangkah maju dan berdiri tepat disampingnya.

Mereka berdua berjalan bersisian dengan pasang mata yang mengamati keduanya dari kejauhan.

Woy, woy! Lihat disono!!” siswi berponi badai nampak menunjuk arah Alam dan Alexa untuk mengalihkan atensi teman-temannya.

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang