57. Hari tanpa Dirga

7K 600 95
                                    

Woy, kenapa ada yang ngira Dirga mau mati sehh😭

Hero masa koit duluan, penciptanya ini yang nggak ridho-_

Sedikit clue, Dirga sakit biasa. Jangan khawatir, oke?

Vote dan coment sebanyak²nya💙

Part panjang:)

HAPPY READING

Pagi ini, Alexa benar-benar telat bangun tidur dan berakhir kesiangan. Ia berpenampilan ala kadarnya menyesuaikan waktu yang masih tersisa. Begitu sampai digedung  sekolah, gadis itu baru mengingat, bahwa ia mendapat sesi simulasi ujian bagian 2. Artinya, kelas baru akan dimulai saat memasuki jam 09:00 siang.

Sia-sia sudah perjuangannya berangkat pukul 07:00 hari ini. Padahal, masih tersisa banyak waktu untuk persiapan diri. Tapi karena kelalaian dan sifat pelupanya, ia jadi menyusahkan diri sendiri.

"Eh, Alexa! Sini," teriak Daishi melambai antusias dari kejauhan. Alexa tersenyum, kemudian berlari kecil menghampiri ke empat temannya yang sudah standby di tempat duduk kantin.

Kenyataanya, mereka mendapat sesi yang berbeda-beda. Namun tetap memilih untuk berangkat pagi dengan alasan, sangat boring berada dirumah. Setidaknya, tidak sia-sia Alexa berangkat pagi karena adanya mereka.

Alexa menduduki kursi panjang, tepatnya dibarisan Ocha. "Kalian udah lama?"

"Belum, gue baru aja berangkat. Emang sih, gue sesi 3. Tapi males banget dirumah Al, bingung mau ngapain," jawab Daishi sembari mengorak-arik isi tasnya entah mencari apa.

"Hm, gue juga. Lo pada tau nggak? Gue kesel banget di rumah anjrot. Adek gue biadab banget! Masa krim skincare mahal gue di garuk pake sekop mainan sampe abis! Gila nggak sih?? Gila banget emang tuh anak. Pas gue cubit tangannya, dia mewek kenceng banget, terus ngadu sama Papa. Bangke!!" Tara misuh-misuh sendiri sampai menyumpah serapahi adiknya, justru teman-temannya semua tergelak.

Ocha menggebrak meja kantin karena tertawa. "Bengek anjir, HAHAHA! Kelakuan adik itu nggak jauh beda dari kakaknya, Tar. Kalian kan sedarah. Dia kaya gitu, karena warisin semua kelakuan kamu, bener nggak guys?"

"Bener! Kali ini, gue setuju. Lo kan jahilnya minta ampun Tar, nggak heran adik lo nguasain semua tingkah laku kakaknya." Daishi menyetujui perkataan Ocha, lalu tertawa.

"Mungkin kamu sering buat ulah ke adik kamu, Tar. Makanya dia berani ngelakuin itu," kata Chelsy.

"Ih enggak! Adek gue itu emang titisan dakjal! Dia suka banget fitnah gue, anjim. Lama-lama nggak tahan gue di rumah! Pingin banget bawa kabur adek gue, terus kasih ke pencuri organ tubuh. Adem dah hidup gue,"

"Eh, nggak boleh gitu. Dia adik kamu, harus di sayang nggak boleh disakitin. Dia masih kecil, masih mau di manjain kakaknya. Kayaknya kamu harus lebih sabar lagi, Tara." Alexa menambahkan pendapat. Sejujurnya, dia sangat ingin memiliki seorang adik. Namun, dia hanyalah anak tunggal.

"Nah bener! Kalo digalakin, adik kamu bisa jadi pembangkang. Lembutin sikap kamu dong!" ucap Ocha.

"Oh iya Al, btw kamu kan sesi 2 bareng aku sama Chelsy. Kok udah berangkat? Biasanya kamu paling anti berangkat pagi kalau dapet jam siang. Kenapa sekarang udah berangkat?"

"Lupa Cha, semalem insomnia jadi sedikit pusing," balas Alexa.

"Kebanyakan mojok, jadi gitu. Dahlah, budak cinta mah bukan spesies aku. Apa sih cinta? Kok mual banget ya dengernya, huek!"

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang