3.Masalah

26K 1.6K 27
                                    

Up cepet❣️

Vote nya geys, jangan lupa😙

⚫HAPPY READING⚫

Malamnya, Dirga dengan yang lainnya menjalankan rutinitas setiap malam dengan nongkrong di markas besar Leopard geng, yang terletak cukup jauh dari kediaman masing-masing anggota.

Selepas menerima Bogeman Dirga siang tadi, Cecep kembali ke wujud aslinya. Alias Tidak pendiam Seperti sebelumnya.

Jujur saja, bagi Dirga itu hanyalah sebuah teguran kecil agar Cecep jera.

Dirga tidak suka difitnah seenaknya!

Jika Cecep bukan salah satu temannya, mungkin sekarang laki-laki itu sudah terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Brak!

Cecep menggebrak meja secara tiba-tiba.

“Kenapa oh kenapa? kerbau kulitnya bisa hitam? Kenapa gak putih, pink, merah, atau biru?” tanyanya Mendadak.

“Kalo ping, itu elo Cep.” Ronald menyahut santai.

“Kambing! Bibir Lo pengen gw gunting Nald?”

“Gak ada gunting,” balas Ronald.

“Bodo! Kembali ke awal, kenapa bisa coba? Ayo jawab!” perintah Cecep memaksa.

“Udah kehendak, kalo pengen warna hijau, beli cat ke toko bangunan.” Giliran Raja yang menjawab.

“Terus, terus!” suruh Cecep agar yang lain menjawab juga.

Sayangnya salah satu rival yang kerap berduet dengan nya belum datang.
Siapa lagi kalau bukan Wahyu.

Mereka juga gak tau, kenapa Wahyu belum sampe saat ini juga.

“Jarang mandi kaya elo." Ronald menjawab lagi.

“Salah! Gue mandi lima kali sehari,” balas Cecep bangga.

“Gak nanya,”

“Babi!”

“Cepetan! Gak mampu jawab kan Lo semua? Cih,” tagih Cecep berdecih.

Atensi Cecep teralih pada sang ketua yang tengah duduk, dengan satu kaki ditekuk untuk menyangga tangan kanannya yang menyesap batang rokok dengan khidmat.

“Boss, mau jawab kagak?” tanya Cecep.

Belum ada sahutan.

“Boss Dirga, oy!”

Masih belum menjawab.

“Boss Dirga!!!” Teriak Cecep benar-benar keras, hingga nyaris menggema di seluruh penjuru ruangan.

Laki-laki itu menggerakan bola matanya menatap Cecep, dengan tatapan mata yang terbilang santai namun mematikan.

Cecep menyengir kuda dengan jari terbentuk huruf V yang terangkat keudara. Dia kewalahan kalau sudah terkena tatapan mematikan milik Dirga.

“Gak penting,” ujar Dirga kemudian.

Laki-laki itu kembali menghadap ke depan dengan tatapan hampa.

“Jadi, kagak ada yang bisa survei nih?!”

“Bukan gak bisa, pertanyaan lo aja yang labil,” jawab Ronald.

“Okey, gak ada yang bisa jawab.” Cecep mengangguk. “Terpaksa gue harus jawab.”

“Apaan emang?” tanya Ronald menagih.

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang