13.Hukuman

14.7K 889 12
                                    

Suer deh, akhir-akhir ini aku sibuk banget>< Plus tugas pun banyak yang belom dikerjain-_

Terus, niatnya aku mau fokus dulu ke cerita yang satunya sampai tamat. Belum, sekarang aku buka cover shop. Jadi, makin nggak ada waktu buat lanjutinya-_

Akhir-akhir ini sering buat chapter dadakan, jadi tolong maklumin kalo absurd ya geys!

Aku harap kalian nggak bosen^^
Stay with my story' yes

HAPPY READING

Suasana kantin mendadak riuh, akan adanya perseteruan antara Dirga dan Steven yang tak kunjung terhenti. Mereka masih dalam aksi puku-memukul satu sama lain.

Banyak sekali luka yang berhasil memenuhi wajah Steven. Tidak dengan Dirga, yang hanya terluka dibagian sudut bibirnya saja. Sepertinya kali ini memang bisa ditebak, siapa yang akan tumbang selanjutnya.

“Pisahin sono kak! temen kalian itu.” Pelangi mulai berbicara, gadis itu berdiri disamping anggota Leopard, lebih tepatnya Raja. Lantas, ia terlihat paling kecil diantara mereka semua.

“Anjay! Cep cep, ambil nampan gorengan sono!!” Wahyu memerintah sembari menoel-noel lengan Cecep secara asal, “Rame bener anjir, serasa nonton MMA!!” kata Wahyu dengan wajah histeris.

Cecep memutar bola matanya malas. “Monmaap Yu! gue dipihak si bos, sorry aja kalo lo ngarepin gue ada di pihak elo, karena itu mustahil, alias impossible!!” jawab Cecep sarkas. Ia terdengar mantap ketika mengucapkan.

Asal kalian tahu, Cecep lah satu-satunya anggota yang paling patuh kepada sang pemimpin. Dia yang tidak akan membiarkan siapapun berani menistakan Dirga kecuali dirinya sendiri. Karena Dirga, menjadi salah satu seseorang yang berperan penting dikehidupannya.

Jika bukan karena sang ketua, mungkin dari dulu Cecep sudah ditendang jauh-jauh sampai sungai Amazon oleh kepala sekolah karena menunggak banyak SPP bulanan.

Tidak hanya itu, banyak jasa-jasa Dirga yang lain dikehidupannya, ingat itu baik-baik.

“Cecep nggak asik!!” cibir Wahyu sok ngambek, “Itu gimana woy!! Malah pada diem doang sih lo pada, Nggak ngotak!!” seru Wahyu kian menjadi.

Krik...krik...

Laki-laki berlesung itu semakin melotot ketika tak ada satupun teman-temannya yang menjawab. Apalagi saat Cecep menanggapinya dengan menatap kelainan arah, sembari bersiul-siul seolah tidak mendengar ucapan Wahyu.

“WOY CEP, RONALD, RAJA!! BUDEG KALIAN?!!” seru Wahyu hingga wajahnya memerah semakin emosi.

“Diemin aja, tunggu sampai selesai.” Raja berkata sembari menatap lurus perkelahian itu. Selama 2 tahun ini, sangat cukup bagi dia untuk menghafal sifat-sifat asli sang ketua.

Pasalnya Sepanjang sejarah, tidak ada satu pun orang yang bisa menghentikan Dirga begitu saja.

Selain bengis, sang pemimpin juga sangat keras kepala. Merasa selalu menang dan tidak ada yang bisa mengalahkannya. Dirga tipe-tipe manusia yang mempunya batas kepercayaan diri yang tinggi.

“Saran gue juga gitu, biarin aja apa maunya Dirga. Percuma, kita nggak bakal bisa berhentiin,” saran Ronald.

Cecep mengangguk, “gue sebenarnya pengen pisahin, tapi takut kelempar sama si bos. Sekali lempar, beuhhhh!! Gue bisa masuk UGD, muantep kan?”

“Terus gimana anjeng!! Kita biarin si bos gitu aja? Gimana kalo setelah ini Leopard makin banyak masalah? Terus dimusnahkan sama pak botak, Bisa gawat!!” Wahyu mengacak rambutnya seolah frustasi.

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang