19. Diserang! (2)

9.1K 686 47
                                    

Kita bikin target yuk!
Mau ya, ya ya, please kali-kali bikin aku seneng><

35 vote, dan 20 coment aku usahain update nya cepet❤️

Please, jangan pelit-pelit dooong. Entar nggak dapet jodoh looo awokawok, nauzubillah.

HAPPY READING⚫

Bau amis darah membuat Dirga Mengalihkan pandangannya ke kepala Alexa. Benar-benar nyata, cairan merah kental mengucur hingga membuat rambut gadis itu kaku dan lepek. Kemungkinan, batu itu memang runcing.

Dirga mengeraskan rahangnya geram. Dia benci dengan musuh yang menyerang seseorang yang tidak bersalah. Dari dulu, sang pemimpin sangat benci dengan serangan musuh dari belakang, mereka pengecut.

Apalagi, yang menjadi korban serangan itu orang yang tidak tahu apa-apa.

Dia memang menyakiti Alexa, namun dibalik itu, ada alasan. Karena Alexa, memang berniat menjadi mangsanya. Alexa sendiri, yang menyerahkan nyawanya pada macan.

Untuk kali ini, Alexa tidak terlibat. Musuh itu, menyerang orang yang lemah dan tidak sebanding. Tentu saja Dirga muak.

Terlebih, ini peliharaannya.
Hanya dia, yang dapat melukai ataupun memerintahkan. Orang lain, tidak berhak.

“Anjir, berdarah!!”

“Gila, kasian woy!!”

“Eh, itu Alexa bukan?? Senior yang gemesin sampe pengen gigit?!”

“Anjeng gila, itu Alexa woy! Senior kita!!”

“Bangsat! Kasian!!”

“Diem goblok! Bang Dirga melotot noh, mungkin itu pacarnya.”

“Anjing! gue mundur.”

Bisikan demi bisikan itu berasal dari belakang Dirga. Dimana ada banyak siswa, yang merupakan anggota Leopard dari kelas 11. Deretnya cukup panjang.

“Bos, gimana?!?” Cecep panik. Pasalnya, batu yang terlempar tak henti-hentinya muncul dari segala penjuru. Berkali-kali, Cecep melindungi diri dengan penutup panci. Ada juga yang menggunakan payung, contohnya Wahyu.

Dirga memegangi kedua pundak Alexa, menjauhkan tubuh gadis itu dari tubuhnya. Rambutnya acak-acakan, kedua matanya terpejam, tubuhnya terlihat lemah tak bertenaga, Alexa benar-benar pingsan.

Deg!

Mendadak, wajah itu mengingatkan Dirga pada mendiang sang ibu. Waktu beliau, tak sadarkan diri untuk selamanya. Mata terpejam, dan tubuh yang lemah. Sekilas, kenangan itu melintasi pikirannya.

“WOY! Bos Dirga!!!” Cecep menyenggol pemimpinnya dengan arah pandang kesegala arah.

Dirga tersentak kecil, nyaris tidak kentara bahwa dia barusaja terkejut.

Entah gerakan refleks atau apa, Dirga mengangkat tubuh Alexa cepat. Membawanya kearah UKS. Sementara Wahyu, Cecep dan Ronald cengo se-cengo-cengonya.

“Gue bakal balik.” Hanya itu yang dikatakan sang ketua.

Mulut mereka mengaga tidak percaya. Demi Ipin yang rambutnya nggak tumbuh-tumbuh! Dirga kerasukan genderuwo nih pasti?!?

Inikah rasanya cinta,” nyanyi Wahyu sambil melongo menatap kepergian Dirga.

CINTA INI!! KADANG-KADANG TAK ADA LOGIKA!!!” Cecep balas bernyanyi meniru gaya Agnes Mo ngawur.

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang