7.Pertarungan (2)

14.3K 1K 24
                                    

Tinggalkan jejak ya geys😋

Jangan lupa Vote & coment^^

⚫HAPPY READING ⚫

Bugh!

Duakgh!

Bruk!

Dirga meninju pipi kanannya keras, hingga menendang kuat bagian perutnya, membuat Marco tidak bisa menahan keseimbangan dan berakhir tumbang.

Begitupun anggotanya yang sudah mulai menyerang lawannya masing-masing.

“ANJING!!”

Marco bangkit dari tersungkur nya, lalu berancang-ancang an untuk melayangkan pukulan yang setara dengan yang diberikan oleh Dirga.

Namun urung, karena Dirga menghalangi aksi tersebut dengan mencengkal pergelangan tangannya. Lalu ia memelintir tangan Marco, ibarat dia mematahkan ranting pohon.

“ARGHS!!” Marco menggerang keras.

Dengan wajah datarnya itu, Dirga masih belum melepaskan telapak tangannya dari lengan Marco. Padahal, ketua geng Tiger's itu sudah memberontak sekuat tenaga. Namun nihil, usahanya sia-sia.

Tenaga Dirga, bagai 50 kali lipatnya tenaganya sendiri.

Cih, Marco lemah!

“LEPAS ANJING!!” Marco berteriak pada Dirga.

Sang leader masih sama, menanggapinya dengan wajah sedatar gurun. Tapi tak lama kemudian, bibirnya melengkung keatas, tersenyum miring.

“Mar-co.” Dirga mengeja nama tersebut dengan nada remeh. 

“Pecundang!!”

Duakgh!

Selepas mencemooh Marco didepan wajahnya, Dirga bergilir menendang wajah tersebut hingga sang empu terpental dan menggerang seraya menutupi wajahnya yang mungkin sudah hancur akan ulah Dirga.

Tak sampai disitu, Dirga berjalan penuh amarah lalu mencengkeram serta menarik kerah baju Marco hingga tubuh Marco terangkat dengan kondisi yang terbilang lemah.

Sungguh, setiap pukulan yang diberikan Dirga, entah kenapa rasanya seperti terkena belati Columbia.

Bugh!

“PECUNDANG!!”

Bugh!

“BANCI!!”

Bugh!

“SIALAN!!”

Fisik Marco benar-benar lemah, ia hanya pasrah menerima serangan dari lawan yang ia tidak tau darimana asalnya. Lebam memenuhi seluruh wajahnya, hingga darah terus mengucur dari sudut bibirnya.

Dirga terus menyerangnya tanpa ampun, Marco tidak diberi kesempatan untuk melawan. Marco berpikir, bahwa tatapan nyalang Dirga hampir mirip dengan psychopat kejam yang sedang berusaha untuk melenyapkan mangsanya.

“Ketua bukan lo?!” semprot Dirga dengan tatapan mata tajamnya. Tangannya semakin memperkuat cengkeraman pada kerah baju Marco.

Yang diserang sudah lemah, bahkan nyaris saja tidak bisa berbicara.

“U-urusan lo sama gue apa?!” tanya Marco mencoba sekuat tenaga untuk melawan rasa nyeri di sekujur tubuhnya.

Kakinya semakin berjinjit, karena poroposal tubuh Dirga sangatlah tinggi, ditambah tubuhnya yang dipaksa terangkat oleh Dirga. 

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang