"Chapt. 01"

1K 94 0
                                    

Hannam-dong, Seoul 2020.

Seorang wanita dengan rambut berwarna pirang, kulit seputih susu yang bila mana cahaya dari balik tirai itu menerpa dirinya menciptakan panorama indah di pagi hari. Dia merenggangkan kedua tangannya dan melakukan beberapa pemanasan sebelum melanjutkan aktivitas olahraganya.

Dia menoleh menatap seorang gadis remaja yang sedang meringkuk dan mendesah kecil karena tidurnya terganggu oleh cahaya yang tepat mengenai matanya.

"Hya, apa kau akan terus tidur? Kau tak ke sekolah?" Teriak wanita berambut pirang itu sambil menendang tubuh adiknya sendiri yang bersembunyi di balik selimut.

"Hya!" Wendy kali ini berteriak karena kesal.

Gadis di balik selimut itu langsung bangun karena teriakan Wendy, "apaan sih, pagi-pagi udah berisik? Kau tak tahu, aku begadang semalaman hanya untuk menyelesaikan bab terakhir nask..." Racau nya lalu tiba-tiba tertegun, dengan matanya yang menjelajahi tiap sudut kamar itu.

"Ini bukan kamarku," batinnya.

Dia terkekeh, "apa aku sedang bermimpi? Hahaha, aku pasti karena aku terlalu banyak minum semalam" celotehnya.

Wendy langsung memukul kepala adiknya itu, "kau minum-minum? Bagaimana bisa seorang pelajar sepertimu minum-minum euh? Siapa yang mengizinkanmu" omel Wendy.

"Arrggh~ sakit, kau ini siapa sih? Seenak jidat memukul kepalaku" gerutunya.

"Woaaah~ apa kau sudah gila euh? Kau tak mengenalku? aku Seung-wan, kakakmu. Baru seminggu yang lalu aku pulang dari lond..."

"Hahaha, bicara apa kau ini? Aku ini anak tunggal. Mana mungkin punya kakak" tawa adiknya itu terdengar aneh.

"Hya~ Kim Sejeong, apa kau masih mabuk? Sadarlah" Wendy malah mengguncang tubuh adiknya.

"Tu..tunggu sebentar, kau memanggilku apa? Kim Sejeong? Kenapa nama itu terdengar tak asing yah, tapi aku bukan Kim Sejeong namaku Hana. Kim Hana" tukasnya serius.

Wendy menatap adiknya bingung lalu terlihat syok, "Ayah, Sepertinya Sejeong sudah Amnesia dan gila. Anak kesayanganmu itu, dia..." Teriak Wendy meninggalkan Kamar itu dengan gadis yang tak tahu dia ada di mana.

"Ngomong-ngomong, kamar ini luas banget. Lebih luas dari tempat tinggal ku" ujarnya sambil bangkit dari tempat tidur, dan berjalan mengelilingi kamarnya.

Matanya langsung terpaku pada sebuah cermin panjang yang memantulkan seluruh tubuhnya,

"Aaaaaaa~" teriaknya kaget sampai tersungkur ke lantai.

"Ka..kau siapa?" Tunjuk nya pada pantulan dirinya sendiri.

"Ka...kacamata, aku bisa melihat dengan jelas tanpa kacamata dan rambut ikal ku kemana?" Gumamnya sembari menggeledah tiap senti tubuhnya yang dia temukan lebih muda 10 tahun dari usianya yang seharusnya memasuki umur 27 tahun.

Dia lalu bangkit dan mengunci kamar itu, lalu memikirkan situasi aneh yang sedang terjadi pada dirinya.

"Apa aku di culik? Lalu mereka melakukan sesuatu pada tubuhku?"

"Bukankah lebih besar kemungkinan dia mengambil organ tubuhku di bandingkan mengubahku jadi muda seperti ini, atau mereka melakukan eksperimen? Ah, mereka pasti ilmuwan gila yang ingin menciptakan teknologi di mana manusia bisa mempermuda penampilannya" celotehnya dengan asumsi gila nan liarnya itu, tak heran jika dia seorang penulis.

Dia menghentikan langkahnya, "Seung-wan? Kim Sejeong? Sepertinya aku pernah mendengar nama ini, tapi di mana..."

"Semalam aku minum banyak bir karena kesal dengan pak Jung Ba-reum yang menolak naskahku hanya karena dia tak bisa merasakan feel dari tiap karakter yang ku buat. CK! jika mengingat hal itu, aku ingin sekali mencekiknya,"

"Extraordinary you" (The end)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang