"Chapt. 17"

221 45 0
                                    

"kau bilang apa tadi?" Doyoung meletakkan kembali sumpitnya dan menatap Sejeong yang duduk di depannya dengan serius.

"Apa aku harus mengulangnya lagi?"

"Tu...tunggu sebentar, apa hak mu menyuruhku untuk mundur memperjuangkan cintaku?" Tukas Doyoung.

"Berjuang adalah kata sifat yang baik, tapi kau juga harus tahu batasannya. Naeun sudah memilih Jaehyun"

"Aku tak menyuruhmu mundur, tapi stop!" Sejeong masih terlihat santai menyampaikan maksudnya.

"Lagian yah, ada banyak wanita seperti Naeun di dunia ini"

"Kau pikir menyukai seseorang semudah itu?" Ledek Doyoung.

"Mudah! Buktinya aku mudah menyukaimu,"  mendengar perkataan Sejeong yang blak-blakkan, dia tersedak.

Uhuk~

"Hya~ kau pikir aku ini bodoh? Semua orang tahu kau cinta mati sama Jaehyun" ujar Doyoung.

"Ck, cinta mati apanya. Lihat? Aku nggak mati?" Gerutu Sejeong.

Doyoung mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Sejeong, "kau nggak demam sama sekali tapi ngelantur dari tadi" tegurnya.

"Aku ini sehat wal-afiat yah! Ayolah, lagipula semua perjuanganmu akan sia-sia jika..." Sejeong lalu terdiam dan mengingat bahwa dia lagi-lagi ikut campur.

"Astaga, apa yang kulakukan?" Dia memukul jidatnya lalu sibuk mencari sesuatu di tasnya.

"Gara-gara tak rela kau melupakanku dan ingin membuatmu jatuh cinta lagi padaku aku melupakan satu hal yang penting" omelnya.

"Syukurlah~" dia menghela nafas ketika melihat naskahnya tak berubah sama sekali.

"Kau ini sedang apa sih?" Doyoung mengetuk meja agar Sejeong menyadari kehadirannya.

"Tidak, aku tak melakukan apapun. Hm, gini! Kalau kau tak ingin, ya sudah. Lupakan semua yang ku katakan eum?"

"Anggap saja aku mentraktirmu makan karena ingin berteman denganmu, mengerti?"

"Ck, dasar cewek aneh!" Gumam Doyoung lalu kembali menikmati makanannya.

Setelah mentraktir Doyoung makan, mereka berpisah di persimpangan jalan karena rumah mereka berlawanan arah.

"Huffthh~ aku ingin sekali pulang, harapanku ke Doyoung telah sirna. Sekarang, aku harus menunggu cerita ini selesai tanpa menodainya lagi. Tapi sampai kapan?"

"Kenapa juga aku menulis cerita setebal ini?" Dia lalu menggerutu sendirian sambil menelusuri trotoar yang akan membawanya ke halte bis terdekat.

Belum cukup lama dia berjalan sampai ngedumel langkahnya terhenti lalu melangkah mundur perlahan, matanya menangkap sosok Jaehyun Cs dan Naeun sedang makan bersama di sebuah Cafe.

Di mana Cafe itu sudah di booking oleh Jaehyun, dan cafe itu juga tempat Naeun bekerja part time. Jaehyun sengaja menyewanya untuk memberikan kejutan pada kekasihnya itu di hari spesial Naeun.

Sejeong mengingat adegan ini, "jadi hari ini ulangtahun Naeun" batinnya. Dia tersenyum menikmati adegan itu, "senang bisa melihat Jaehyun tersenyum seperti itu"

"Kemarin, kami hanya sibuk bertengkar karena salah paham. Pernikahan kami juga..." Sejeong meraba jemarinya, bahkan Cincin yang mulai terbiasa kehadirannya kini menghilang tanpa siapapun yang tahu.

"Apa aku juga akan menghilang seperti cincin itu?" Gumamnya.

"Eh, bukannya itu Sejeong?" Naeun menunjuk ke arah luar jendela transparan kafe itu.

"Extraordinary you" (The end)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang