"Chapt. 19"

222 46 7
                                    

"Sejeong sudah meninggal!"

Mendengar itu, Jaehyun terdiam. Lalu tiba-tiba tertawa, "kalian sedang mengerjaiku kan?"

"Ayolah~ aku sedang tak ingin bercanda. Ah, apa Sejeong ada di luar? Sejeong-ah masuklah, aku sudah tahu semua ini rencana mu" sahut Jaehyun.

Jaehyun lagi-lagi turun dari ranjangnya dan kali ini dia menahan keras rasa sakitnya untuk berjalan, dia menepis semua orang yang ingin menghentikannya.

Ketika dia sudah membuka pintu dan tak menemukan siapapun, dia kembali terjatuh.

"Jangan ada yang mendekat," teriak Jaehyun.

"Aku akan mencari Sejeong," dia berusaha bangkit dengan menahan kedua tangannya di dinding untuk berjalan, "Sejeong-ah!" Panggil Jaehyun.

Chanyeol memanggil perawat dan juga dokter untuk menghentikan Jaehyun sebelum dia melakukan hal gila lagi.

Jaehyun menghentikan langkahnya ketika melihat sosok wanita berjalan ke arahnya, "Sejeong?"

Sosok itu tersenyum padanya, lalu menghilang. Hal itu adalah kamuflase dari kejadian di mana Sejeong menghilang tadi.

Dia akhirnya berteriak histeris lalu menangis memanggil nama itu, sampai pada akhirnya perawat harus menanganinya dengan menyuntikkan obat penenang.

*****

Chanyeol menemui dokter yang merawat Jaehyun hampir dua bulan terakhir itu, "apa yang terjadi pada adikku dok? Setelah koma selama hampir 2 bulan, dia malah berhalusinasi dan melupakan kejadian terakhir yang menimpanya"

"Apa yang terjadi pada Jaehyun adalah tekanan dari rasa bersalahnya terhadap kematian nona Sejeong dan itu menyerang psikisnya. Hal ini juga terjadi, karena perasaan yang teramat dalam sehingga dia sulit untuk menerima kenyataan yang menimpanya"

"Tapi, Adikku tak bersalah. Apa yang menimpa Sejeong adalah sebuah kecelakaan, dan itu terjadi di luar negeri tak ada sangkut pautnya dengan adikku"

"Rasa bersalah yang dia derita muncul sebelum kecelakaan itu, mungkin di saat nona Sejeong memutuskan pergi?" Kata dokter itu.

"Lalu, apa yang akan terjadi pada adikku dok? Jika di biarkan seperti itu, dia bisa gila dan lagi-lagi mencelakai dirinya"

"Perihal itu, biarkan dokter psikiater yang menanganinya. Maaf jika menyinggung mu tapi adikmu butuh dokter di bidang itu"

Chanyeol tampak begitu terpukul, "apa yang harus kulakukan?"

Sementara itu,

Wendy yang awalnya dendam dengan Jaehyun karena dia juga sempat menyalahkan pria itu akibat kematian adiknya tapi seiring waktu, dia merasa kasihan melihat adik iparnya itu lebih tersiksa darinya.

Chanyeol yang baru selesai menemui dokter juga ikut bergabung dengan istrinya yang sedang memperhatikan Jaehyun di balik cermin satu arah itu.

"Kau tahu, yang di ceritakan Jaehyun di dalam adalah impian-impian Sejeong dengan adikmu"

"Dia ingin menikah, menjadikan Jaehyun mentor dalam belajar, berdebat hal-hal kecil dengannya, dan...." Wendy tak sanggup melanjutkan ceritanya.

"Apa Jaehyun menceritakan hal itu pada dokter Lee?" Tanya Chanyeol.

"Hm, walaupun semua yang dia ceritakan hanyalah mimpi yang mungkin dia alami selama koma, tapi mimpi itu terasa nyata ketika dia menceritakannya" kata Wendy.

Setelah menemani Jaehyun konsul, Wendy mengantarnya kembali ke kamarnya meninggalkan Chanyeol dengan dokter Lee.

"Kak Wendy juga percaya padaku kan?" Jaehyun menatap Wendy penuh harap.

"Extraordinary you" (The end)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang