"Chapt. 15"

211 43 1
                                    

Tekad Sejeong dan Jaehyun sudah bulat, karena sepulang dari sekolah mereka langsung menemui ayah Sejeong yang tengah bersantai di ruang kerjanya. Wendy membatalkan perjalanan bisnisnya setelah mendapat telepon dari Sejeong.

Adiknya itu menangis sesungukan dengan mengeluarkan kalimat yang bukan hanya menyakitinya tapi akan membuat ayahnya kecewa,"unnie, Jaehyun ingin berpisah denganku! Hiks~"

"Ini semua salahku, a...aku, aku tak tahu harus apa? Unnie, apa yang harus ku lakukan?" Tangis Sejeong makin kencang.

Kedua kakak beradik itu saling menatap, Sejeong mulai berkaca-kaca tapi Wendy memberi isyarat kalau dia tak boleh menangis dan terlihat lemah di depan Jaehyun.

"A..ayah!" Ujar Sejeong ragu.

"Hm? Ada apa, tumben kalian terlihat akur" goda Jongdae.

"Ka...kami ingin pisah!" Ungkap Sejeong tanpa berani mengangkat wajahnya.

Jongdae terkejut tapi dia masih bisa bersikap tenang di depan anak dan menantunya itu, "apa benar kalian ingin berpisah, Jaehyun?" Tanya Jongdae pada menantunya.

"Maafkan saya, Ayah!" Jaehyun membenarkan hal itu dengan meminta maaf.

"Baiklah, jika itu keputusan kalian. Ayah dan kakakmu akan mengurusnya"

"Tapi secara hukum kalian boleh berpisah setelah 3 bulan, sisa 2 bulan lagi" usul Jongdae.

"Aku akan pindah keluar," ujar Jaehyun.

"Tidak boleh, kalian boleh pisah kamar tapi tak ada seorangpun yang boleh menginjakkan kaki keluar dari rumah ini" ujar Jongdae, tegas.

"Seharusnya ayah tak mendengarkan usul kakakmu untuk menikahkan kalian," cibirnya.

"Kalian keluar, ayah ingin sendiri. Kau juga" Usir Jongdae.

Wendy juga ikut keluar karena di usir oleh ayahnya juga.

"Sejeong-ah, kau tidurlah di kamarku!" Suruh Wendy mengusir Sejeong dengan tatapannya.

Sejeong hanya mengangguk lalu berjalan ke kamar Wendy meninggalkan kakaknya dan juga Jaehyun yang akan bicara empat mata itu.

"Kau yakin ingin berpisah?" Tanya Wendy memastikan.

Kini mata Jaehyun berkaca-kaca, "kak, bisakah kau memukul kepalaku?"

"Eh?"

"Aku harus melupakan adikmu untuk 1 bulan kemarin agar tidak menyesal di kemudian hari"

"Kalian ini kenapa sih? Jelas-jelas, kalian saling mencintai" gerutu Wendy yang menganggap percintaan remaja itu lebih rumit.

"Jika ku katakan, dia akan menghilang" gumam Jaehyun pelan lalu mengabaikan Wendy begitu saja.

"Hyaa~ aku belum selesai"

*****

Semenjak malam itu, Jaehyun dan Sejeong layaknya orang asing. Bukan hanya di rumah tapi di sekolah, mereka tak saling menyapa dan sering memalingkan wajah satu sama lain.

"Cerai?" Teriak Mina dan Yeeun bersamaan.

"Hyaa~ kecilkan suaramu" Kata Sejeong menarik mereka kembali duduk setelah menjadi pusat perhatian seisi kantin.

"Nggak bisa di biarin, apa-apaan dia minta cerai?" Dumel Mina.

"Apa kau menyetujuinya?" Tanya Yeeun.

"Hm, aku setuju!" Jawab Sejeong santai.

"Begitu yah, jadi kau benar-benar sudah tidak menyukainya lagi" tukas Yeeun sedih dengan fakta itu.

"Extraordinary you" (The end)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang